Sebanyak 7.000 bibit tanaman akan ditanam di lahan masyarakat di Desa Nanga Lauk, desa dampingan PRCF Indonesia. Tidak kurang 22,37 hektare lahan sudah disiapkan untuk menanam bibit tanam yang didatangkan dari Nanga Pinoh Kabupaten Melawi.
“Bibit tanaman berjumlah 7.000 batang, terdiri dari bibit durian, petai, rambutan, dan jengkol. Masing-masing bibit itu jumlah 1.750 batang. Jadi, total bibit yang didatangkan ke Nanga Lauk 7.000 batang,” jelas Program Specialist Conservation PRCF Indonesia, Erik Munandar S Hut, Kamis (14/7/2022).
Dijelaskan alumni Fakultas Kehutanan Untan ini, bibit tersebut didatangkan dari Persemaian Semi Permanen Melawi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Kapuas di Nanga Pinoh Kabupaten Melawi. Terbilang cukup jauh jaraknya dengan Desa Nanga Lauk tempat permaian bibit ini.
“Hari ini (kemarin, red) selesai pemackingan bibit. Selanjutnya akan dibawa ke Desa Nanga Lauk. Besok (hari ini, red) akan dilakukan pengangkutan menggunakan truk. Setelah itu, bibit diangkut dengan menempuh menuju Nanga Nyabau dan diperkirakan Jumat pagi bibit itu tiba,” ungkap Erik.
Penanaman 7.000 bibit tersebut merupakan program agroforestry yang dilakukan LPHD Lauk Bersatu. Lahan yang akan ditanami bibit tersebut lahan masyarakat Nanga Lauk itu sendiri. Lahan tersebut sudah lama tidak dimanfaatkan sehingga menciptakan areal kosong. Apabila terus dibiarkan bisa menjadi potensi kebakaran lahan.
“Dengan adanya penanaman bibit, lahan kosong bisa menjadi berdaya guna. Bibit yang ditanam apabila sampai berbuah nanti, buahnya menjadi komoditas ekonomi yang bisa menambah pendapatan warga itu sendiri,” jelas Erik.
Terus Dikawal
Sekarang baru proses pengangkutan bibit dari Nanga Pinoh menuju Desa Nanga Lauk. Setelah bibit itu datang, tentu segera ditanam. LPHD Lauk Bersatu sudah mempersiapkan lahan untuk bibit tersebut ditanam.
“Ketika nanti bibit sudah ditanam, langkah berikutnya adalah memeliharanya sampai tumbuh besar dan berbuah. Tidak bisa habis ditanam, dibiarkan begitu saja. Kita akan terus dampingi sampai bibit tersebut bisa menghasilkan,” ujar Erik.
Program penanaman bibit tersebut, bukan baru kali ini saja. Sebelumnya sudah ada upaya penanaman bibit tanaman. Bahkan, ada penamanan bibit tanaman untuk lebah yang menghasilkan madu. (ros)