Agroforestri mulai dikenalkan di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kapuas Hulu. Ini dikenalkan dalam pelatihan agroforestri pada 25 Januari 2020 lalu. Hasil dari pengenalan tersebut,  konsep berhutan kembali ini mulai diwujudkan.

Awalnya banyak warga tidak tahu apa itu agroforestri. Baiklah, dalam tulisan ini dikenalkan apa itu agroforestri. Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestri dikenal dengan istilah wanatani atau agforestri yang arti sederhana nya adalah menanam pepohonan di lahan pertanian. Koppelman (1996) Mendefinisikan Agroforestri sebagai bentuk menumbuhkan dengan sengaja dan mengolah pohon secara bersama-sama dengan tanaman pertanian dan atau makanan ternak dalam sistem yang bertujuan menjadi berkelanjutan secara ekologi, sosial, dan ekonomi.

Agroforestri dapat di kelompokan menjadi dua yaitu:

  1. Sistem Agroforestri Sederhana.
  2. Sistem Agroforestri kompleks.

Sistem Agroforestri Sederhana adalah suatu sistem pertanian di mana pepohonan ditanam secara tumpangsari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanami sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar. Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam, bisa yang bernilai ekonomi tinggi misalnya kelapa, karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat), nangka, melinjo, petai, jati, dan mahoni. Jenis tanaman semusim misalnya, padi, jagung, kedelai, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-sayuran atau jenis-jenis-jenis tanaman lainnya.

Sistem Agroforestri Kompleks adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja di tanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan di kelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Di dalam sistem ini selain terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman musiman dan rerumputan dalam jumlah besar. Ciri utama dari sistem agro-forestry kompleks ini adalah penampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder.

Tiga Komponen pokok dalam Agroforestri : Kehutanan, Pertanian, dan Peternakan. Contohnya:

  1. Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau kegiatan Kehutanan (pepohonan, perdu,palem, bambu, dll) dengan komponen Pertanian.
  2. Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan Kehutanan dengan Peternakan.
  3. Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan Pertanian dengan Kehutanan dan Peternakan/hewan
  4. Agropastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan Pertanian dengan Peternakan/hewan

Keuntungan Agroforestri

  1. Keuntungan ekonomi (produksi dengan hasil beragam berupa hasil tanaman pangan dan pohon berbentuk buah, bahan bangunan, kerajinan tangan, dll). Produksi ini bisa terus menerus dan dapat mengurangi resiko kegagalan panen karena jenis tanaman sangat beragam.
  2. Keuntungan secara sosial (banyak menyerap tenaga termasuk keterlibatan ibu rumah tangga, dan anak-anak dewasa, bisa mengurangi waktu luang terutama setelah menggarap sawah).
  3. Keuntungan terhadap lingkungan (kebun/lahan selalu tertutup tanaman sehingga mengurangi erosi, menambah bahan organik tanah dari serasah/kompos tanaman, kesuburan tanah akan meningkat, dan lingkungan akan lestari)d) Mudah di laksanakan oleh petani karena sudah menjadi budaya turun-menurun.

Syarat Agroforestri

  1. Memilih tanaman pangan dan pohon yang tepat dengan kondisi lahan, sesuai dengan kondisi lingkungan terutama keadaan iklim dan tanah.
  2. Memilih tanaman yang memiliki nilai ekonomis.
  3. Memilih benih dan bibit yang baik (di usahakan yang bersertifikat) dan mudah didapat.
  4. Produksinya di harapkan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri juga mudah dijual. (ros)