PRCF Indonesia akan mengirimkan dua buah perahu dan empat mesin speedboat ke Kabupaten Kapuas Hulu, Sabtu (10/9/2022). Alat transportasi air tersebut diperuntukkan untuk keperluan operasional LPHD di lapangan.
Dua perahu itu terbuat dari fiber diperuntukkan untuk LPHD Bumi Lestari Desa Penepian Raya dan LPHD Pundjung Batara Desa Nanga Betung. Sementara untuk mesin speedboat ada empat buah dengan Horse Power (HP) atau tenaga kudanya berbeda. Dua mesin speedboat merek Yamaha 15 HP diperuntukkan untuk LPHD Bumi Lestari dan LPHD Nyuai Peningun Desa Nanga Jemah. Sedangkan Yamaha 9,9 HP untuk LPHD Pundjung Batara dan Nyuai Peningun.

“Semua barang tersebut sudah kita antarkan ke kapal bandong Fortuna Jaya di Pelabuhan Kapuas Indah Pontianak. Bila tidak ada halangan, esok (10/9/2022) barang tersebut akan diangkut menuju Kapuas Hulu. Diperkirakan seminggu perjalanan baru barang tersebut tiba di lokasi masing-masing,” kata HRD PRCF Indonesia, Suhartian Fajru usai mengantarkan barang tersebut di Kapuas Indah, Sabtu (9/9/2022).
Dijelaskan pria kelahiran Tebas Sambas ini, perahu fiber tersebut dipesan dan dibuat di Kota Pontianak. Di Kecamatan Jongkong Kapuas Hulu sendiri memang ada pembuatan perahu fiber. Namun, pihak LPHD lebih memilih beli di Pontianak mengingat harga relatif lebih murah, lebih variatif dan kualitas lebih baik.
“Dua LPHD yang mendapat perahu ini adalah LPHD Bumi Lestari dan LPHD Pundjung Batara. Dua daerah ini didominasi oleh air, artinya kawasan hutannya banyak tertutup oleh air. Perahu dengan mesin speedboat Yamaha yang sudah dibeli sangat cocok untuk melakukan patroli hutan atau kegiatan lainnya di sungai maupun di rawa,” ungkap Suhartian.

Sementara LPHD Nyuai Peningun juga mendapatkan bantuan perahu,. Namun, perahunya mereka bikin secara mandiri dari bahan kayu papan sebanyak dua unit sampan. Bantuan dua mesin itulah nantinya akan ditempelkan ke perahu yang mereka buat. Dengan adanya dua mesin tersebut, operasional di atas air menjadi lebih cepat lagi.
“Jadi sebenarnya bantuan itu berupa empat perahu, dua dibeli di Pontianak, dan duanya lagi dibuat oleh warga sendiri. Mesin tempelnya juga empat,” tambah Suhartian.
Dimanfaatkan Sebaik Mungkin
Suhartian berharap, perahu dan mesin speedboat apabila sudah diterima, diharapkan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Semuanya untuk kelancaran operasional di air dan patroli hutan. Tujuan akhir sebenarnya terjaganya hutan desa dari segala kerusakan.
“Karena sudah menjadi barang inventarisir, jaga dan rawat sebaik mungkin. Manfaatkan untuk kepentingan pengelolaan hutan desa. Jangan malah digunakan untuk hal-hal di luar tujuan pengelolaan hutan desa,” ingat Suhartian. (ros)