Fasilitasi bantuan bisnis untuk pemberdayaan terus dilakukan PRCF Indonesia. Upaya ini dilakukan agar warga yang tergabung dalam LPHD Lauk Bersatu menuju kemandirian. Apabila sudah mandiri tentu fasilitasi tidak diperlukan.
“Kita selalu melakukan fasilitasi bantuan untuk warga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial. Kita fasilitasi agar mereka semakin berdaya. Apabila falitasi bantuan bisnis terus dilakukan harapan akhirnya, mereka bisa menjadi mandiri,” kata specialist livelihoods PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut, Sabtu (9/5/2020).
Azri menjelaskan, pada bidang pengembangan mata pencaharian, telah dibentuk lima KUPS yang terdiri dari KUPS Madu, Ikan, Rotan, Karet dan Ekowisata. Dalam menjalankan bidang usaha masing-masing, seluruh KUPS didampingi dan difasilitasi oleh Yayasan PRCF Indonesia. Untuk memastikan kegiatan usaha KUPS dari awal berjalan baik dan sesuai perencanaan, maka secara periodik dilakukan kegiatan Facilitating Business Assistance atau Fasilitasi Bantuan Bisnis. Tujuannya memberikan arahan, dampingan dan masukan bagi kegiatan usaha KUPS. Setiap kegiatan ini membawa tema yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan dari LPHD dan KUPS di bulan berjalan.
Tujuan dari kegiatan falitasi bantuan bisnis ini:
- Memfasilitasi KUPS Madu dan Karet dalam membuat Desain Rencana Bisnis (DRB) berdasarkan Business Model Canvas (BMC) yang telah disusun.
- Memeriksa Rencana Anggaran Biaya (RAB) penggunaan modal dari KUPS Madu dan Karet.
- Memberikan arahan kepada KUPS Ikan, Rotan dan Ekowisata dalam persiapan pembuatan DRB dan RAB serta pencairan dana bantuan modal kelompok.
- Mengawal penandatanganan MoU antara LPHD Lauk Bersatu dan KUPS Madu serta KUPS Karet.
- Mendapatkan input dari KUPS untuk perbaikan pelaksanaan program berjalan
“Pada fasilitasi bantuan bisnis ini sebagai fasilitator utamanya Rio Afiat yang merupakanProgram Manager PRCF Indonesia. Beliau banyak memberikan penjelasan soal materi apa yang bisa difasilitasi PRCF. Setelah beliau, baru saya sebagai fasilitator ikut memberikan penjelasan,” kata Azri.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus LPHD Lauk Bersatu dan pengurus inti KUPS. Pada 5 Februari 2020 dilakukan fasilitasi bantuan bisnis dengan jumlah peserta 13 orang. Terdiri dari 3 perempuan, 10 laki-laki. Pada 6 Februari 2020 kegiatan terus dilakukan dengan jumlah peserta 14 orang, terdiri dari 5 perempuan, 9 laki-laki.
Proses Kegiatan
Kegiatan facilitating business assistance Februari 2020 dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut dari hasil Pelatihan Manajemen Wirausaha KUPS Hutan Desa Nanga Lauk pada Januari 2020 lalu. Dalam pelatihan tersebut, seluruh KUPS telah membuat Business Model Canvas (BMC) sesuai bidang usaha masing-masing pada template kanvas yang telah disediakan. BMC tersebut harus dituangkan kedalam bentuk dokumen tertulis yang dinamakan Desain Rencana Bisnis (DRB). Kegiatan pendampingan pembuatan DRB dilakukan pada KUPS Madu dan KUPS Karet, dimana kedua KUPS ini telah siap dan melengkapi syarat untuk menerima pencairan modal dana bergulir dari LPHD Lauk Bersatu. Untuk KUPS lainnya diberikan pengarahan dan akan dilakukan pendampingan khusus pada kegiatan facilitating business assistance yang akan datang. (ros)