Belum lama ini PRCF Indonesia mendaftarkan madu hutan Desa Nanga Lauk ke Laboratorium Terpadu Universitas Tanjungpura (Untan) sesuai SNI 8864-2018. Hasil uji laboratorium menyatakan bahwa madu hutan Nanga Lauk dengan merk DeNala asli tanpa campuran bahan lain.

Menurut peneliti dan penjaminan mutu pengujian Laboratorium Terpadu Untan, Cico JK Simamora SP MSi, madu hutan DeNala memiliki kadar kemurnian atau keaslian yang baik. Hal ini bila dilihat dari kandungan glukosa dan sukrosa. Nilai yang tinggi pada glukosa dan nilai yang rendah pada kandungan sukrosa menunjukkan bahwa madu DeNala adalah madu asli tanpa campuran bahan lain.

Walaupun keasliannya terjamin, namun umur manfaatnya hanya enam bulan. “Melihat dari aktivitas enzim diastase, umur manfaat madu DeNala diperkirakan hanya sampai enam bulan. Hal ini dapat dikarenakan proses pemanenan atau penanganan pasca panen madu yang harus diperbaiki. Saya menyarankan agar pemanenan dan penanganan pasca panen madu memiliki standar  yang disertifikasikan sesuai dengan SNI 8864-2018 agar hasil uji untuk setiap periode panen tetap sama,” jelas Cico disampaikan oleh DM. Zainuddin, Livelihood Specialist Program PRCF Indonesia di kantornya, Kamis (8/12/2022).

Cico dan Zainuddin
Cico JK Simamora (kiri) peneliti Laboratorium Terpadu Untan bersama DM Zainuddin (kanan) dari PRCF Indonesia

Secara detail hasil uji laboratorium, ada tiga parameter penting yang dapat memberikan kadar kemurnian atau keaslian madu, antara lain aktivitas enzim diastase, kandungan glukosa dan sukrosa. Madu hutan alam Desa Nanga Lauk memiliki  nilai sebesar 3,33 untuk aktivitas enzim diastase. Nilai yang dipersyaratkan oleh SNI adalah minimal 1. Untuk kadar glukosa, madu hutan DeNala memiliki nilai 79,57, nilai SNI minimal sebesar 65. Sedangkan kadar sukrosa madu DeNala sebesar 4,16 dan nilai SNI maksimal sebesar 5. Kadar glukosa dan sukrosa dihitung berdasarkan persen berat bahan yang diuji.

“Dengan hasil uji laboratorium berstandar SNI ini membuat kita sebagai fasilitator Desa Nanga Lauk merasa senang. Madu hutan Nanga Lauk terbukti memiliki kualitas terbaik dari Kapuas Hulu. Mudah-mudahan dengan hasil uji ini membuat madu hutan DeNala semakin banyak permintaan pasar,” harap Zainuddin.

Soal Madu

Berbicara tentang madu, hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah pertanyaan tentang keaslian atau kemurnian madu tersebut. Pertanyaan tersebut wajar saja. Sebab semua orang menginginkan madu dikonsumsi adalah madu asli atau madu murni tanpa campuran bahan lain. Bukan hal aneh jika di pasaran terdapat madu sudah berkurang kadar keasliannya. Untuk mengetahui kadar keaslian atau kemurnian madu, dapat dilakukan beberapa uji baik itu uji organoleptic, maupun uji laboratorium.

Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.

Beberapa model uji organoleptik dapat saja dilakukan terhadap madu untuk mengetahui kadar keasliannya, namun demikian belum dapat menjamin hasil uji tersebut karena madu yang telah dicampur dengan bahan lain terkadang memiliki kemiripan dengan madu asli.

Uji laboratorium merupakan kegiatan pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan peralatan uji, bahan contoh uji dan bahan tambahan yang diperlukan untuk melakukan pengujian. Uji laboratorium ini akan memberikan hasil yang lebih baik dan terpercaya bila dibandingkan dengan uji organoleptik. KUPS Madu Lestari LPHD Lauk Bersatu telah bekerja sama dengan Laboratorium Terpadu Universitas Tanjungpura untuk mengetahui kadar kemurnian atau keaslian madu hutan alam merk DeNala desa Nanga Lauk.

Penulis : DM Zainuddin

Foto : Abrooza AY

Editor : Rosadi Jamani