Madu hutan dari Kabupaten Kapuas Hulu memang sangat terkenal. Tapi, masih lingkup Provinsi Kalimantan Barat. Ribuan ton madu hutan dihasilkan dari Bumi Uncak Kapuas setiap tahunnya. Madu tersebut kemudian dijual ke segala penjuru Kalbar dengan berbagai merk.
Dari sekian merk, ada madu Denala. Madu merk ini diproduksi oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Madu di bawah Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu dari Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir.
Nanga Lauk sendiri sebuah desa yang jauh dari keramaian kota. Butuh waktu sekitar empat jam dari ibukota Kapuas Hulu, Putussibau untuk ke Nanga Lauk. Itupun lewat sungai menggunakan perahu motor. Jalan darat memang sudah ada, namun kondisinya tidak memungkinkan menggunakan kendaraan roda empat. Jalur sungai masih menjadi sarana vital untuk masyarakat Nanga Lauk. Jaringan selular masih lelet, tidak bisa ngirim gambar, hanya pesan.

Siapa sangka, dengan kondisi Nanga Lauk seperti itu menjadi penghasil madu berkualitas tinggi. Madu itu didapat dari lebah liar yang banyak bersarang di hutan desa maupun hutan produksi. Hutan itu banyak berada di sekitar Danau Kematian. Warga Nanga Lauk sudah lama menjadikan madu hutan itu sebagai sumber penghasilan. Cuma, sistem penjualan secara konvensional, dijual secara curah ke pihak ketiga. Pihak ketiga ini nantinya akan mengemas madu itu dengan merk tertentu.
Pada tahun 2019 lalu, PRCF Indonesia menjadi fasilitator dalam pengelolaan hutan desa. LPHD Lauk Bersatu didampingi agar bisa memanfaatkan hasil hutan bukan kayu menjadi menjadi lebih maksimal. Salah satunya madu hutan ini. Dengan dampingan PRCF, madu hutan Nanga Lauk tidak lagi dijual curah, melainkan sudah bentuk kemasan dengan standar SNI.
Promosi Nasional dan Internasional
Ketika madu hutan Nanga Lauk dijual dalam bentuk kemasan. PRCF Indonesia berusaha untuk mempromosikannya ke tingkat nasional dan internasional. Pada Agustus 2022 lalu, madu Denala ikut dipromosikan dalam Pameran Lewi’s Collective Market di Banten.
Tidak hanya tingkat nasional, tingkat internasional juga dipromosikan. Pada 2-7 November 2022 lalu, Ketua LPHD Lauk Bersatu, Hariska S Hut diikutkan oleh Kementerian LHK RI untuk mengikuti Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (MUSIAD) Expo 2022 di Istanbul Turki. Inilah pameran dagang Business Trade Mission terbesar Turki dan Eropa yang diselenggarakan setiap dua tahun. Dalam pameran bertaraf internasional ini, madu dari hutan desa Nanga Lauk dalam merk Denala dipamerkan. Hasilnya, pada 8 November 2022, salah satu pengusaha Turki siap membeli madu hutan Nanga Lauk. Ini dibuktikan dengan menandatangani Letter of Intens (LoI) antara Hariska dengan pengusaha Turki itu.
Dengan penandatanganan LoI itu dipastikan madu hutan Nanga Lauk siap go internasional. Tinggal menunggu waktu saja. Semoga lancar. LPHD Lauk Bersatu melalui KUPS Madu-nya harus menyiapkan madu hutan dalam jumlah besar. Apabila ini terealisasi, para pekerja madu merasakan dampak ekonominya. Madu hutan Nanga Lauk bisa semakin dikenal dunia. (ros)