Pengurus PRCF Indonesia dan LPHD Nanga Lauk foto bersama usai mengikuti sosialisasi SCCM di gedung serba guna Nanga Lauk, Jumat (27/9/2019)

Nanga Lauk (PRCF) – Urusan menjaga hutan bayangan banyak orang itu urusannya Kementerian Kehutanan. Sebenarnya, tidak demikian. Masyarakatlah yang berhak menjaganya. Untuk itu, masyarakat mesti dilibatkan. Tentulah masyarakat di sekitar hutan karena lebih dekat dan sangat mengetahui seluk-beluk hutanya.

“Semua masyarakat berhak terlibat dalam menjaga hutan desa. Sebab, kita sendirilah yang merasakan dampak langsung apabila hutan rusak. Kemudian, bukan hanya tugas pengurus LPHD saja, melainkan kita semua,” kata Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Nanga Lauk, Hamdi dalam acara sosialisasi Sustainable Commodities Conservation Mecanism (SCCM) di Gedung Serba Guna Nanga Lauk, Jumat (27/9/2019).

Direktur Eksekutif Yayasan PRCF Indonesia, Imanul Huda  memberikan sambutan di hadapan pengurus LPHD Nanga Lauk

Dijelaskan Hamdi, tanpa dukungan masyarakat, pengurus LPHD tidak akan mampu. Memang tidak semua masyarakat  terlibat menjadi pengurus. Walau demikian, masyarakat bisa terlibat di lima unit usaha yang ada. Ada usaha pengembangan rotan, madu, ikan, karet, dan ekowisata sungai.

“Kami siap melaksanakan tugas dengan baik, transparan dan akuntabel. Tujuannya, agar program ini terus berlangsung hingga 25 tahun. Yang terpenting adalah hutan akan tetap lestari sampai kapanpun dan memberikan manfaat bagi kita semua,” tegas Hamdi.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Nanga Lauk, Supirman dalam sambutannya berpesan,  kepada pengurus LPHD agar melaksanakan tugas dan amanah dengan baik, saling kerja sama. “Bangun komunikasi antar pengurus dan instansi terkait dengan baik. Tahun pertama ini akan menjadi penentu tahun berikutnya. Jangan disalahgunakan amanah yang telah diberikan,” katanya.

Dalam acara itu juga Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut menjelaskan, proses fasilitasi program hutan desa di Nanga Lauk dimulai tahun 2013. Waktu itu dirintis lembaga GIZ Forclime hingga terbit PAK HD Januari 2014. Tahun 2016 fasilitasi HPHD oleh KLHK-ADB HOB dan PRCF Indonesia hingga terbit HPHD pada Februari 2017.

“Tahun 2017 mulai fasilitasi penyusunan PIN dan PDD dan registrasi plan vivo. Dari 2018-2019 pelaksanaan program hingga MoU program konservasi jangka panjang 25 tahun,” jelasnya.

Kemudian, kehadiran SCCM untuk mendukung program konservasi di Nanga Lauk. Tujuannya,  agar hutan desa dikelola secara berkelanjutan dan dilindungi dalam jangka panjang. Yang terpenting lagi untuk mencegah deforestasi dan degradasi hutan.

“PRCF sebagai pendamping akan terus bekerja bersama LPHD mewujudkan tujuan tersebut. Tentu yang utama dukungan seluruh masyarakat desa yang diharapkan. Hutan lestari, masyarakat sejahtera,” papar Pak Im-sapaannya.

Tiba giliran masing-masing pengurus LPHD melaporkan rencana bidang kerjanya selama satu tahun ke depan. Bidang penguatan kelembagaan dan SDM disampaikan oleh Dahlan. Ia melaporkan,  dalam programnya akan meningkatkan kapasitas pengurus, kunjungan belajar ke hutan desa yang sudah maju, pengelolaan administrasi kantor secara teratur. Apa yang telah dirancang akan dijalankan sebaik mungkin.

Berikutnya rencana bidang perlindungan dan pengawasan oleh Mus Muliadi. Ia melaporkan apa saja yang akan dilakukan. Bersama kawan-kawannya  akan melaksanakan patroli rutin  hutan desa, triwulan HPT, dan satu tahun sekali batas desa. Selain itu, akan melakukan rehabilitasi kawasan hutan 20 ha/tahun, pengayaan jenis pakan lebah dan pakan satwa dilindungi seperti orangutan, bekantan.

Terakhir bidang pemanfaatan hasil hutan dan pengembangan usaha oleh Samiri. Ia melaporkan,akan membuat unit usaha rotan, ikan, karet, ekowisata, dan madu. Semua akan dikelola secara profesional, ramah lingkungan dan akuntabel. Bahkan, ketika ada pameran Hasil Hutan Bukan Bayu (HHBK) baik nasional maupun internasional, pihaknya siap ambil bagian.

Imanul Huda menyerahkan bantuan sepeda motor kepada Ketua LPHD Nanga Lauk, Hamdi

Di sesi terakhir, Yayasan PRCF Indonesia menyerahkan bantuan berupa sebuah sepeda motor untuk LPHD Nanga Lauk. Motor tersebut diserahkan oleh Imanul Huda kepada Ketua LPHD Nanga Lauk, Hamdi. Dengan adanya bantuan sepeda motor diharapkan semakin mempercepat implementasi program LPHD di lapangan. (ros)