Pada 13-15 Maret 2022 lalu, PRCF Indonesia dengan dukungan PILI menggelar pelatihan pembuatan Biochar. Pesertanya utusan dari Desa Sri Wangi dan Nanga Jemah. Inilah upaya PRCF Indonesia memperkenalkan cara alternatif menyuburkan lahan dengan memanfaatkan limbah organik.
Umumnya masyarakat desa yang rata-rata petani belum mengenal apa itu biochar. Dari namanya saja sudah asing. Selama ini, petani hanya tahu cara untuk menyuburkan lahan menggunakan pupuk kimia. Berbeda dengan biochar ini justru jauh dari zat kimia. Bahkan, bahan untuk membuat biochar itu ada di sekitar pemukiman petani.
Apa sih biochar itu? Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Pembakaran tidak sempurna dapat dilakukan dengan alat pembakaran atau pirolisator dengan suhu 250-3500 C selama 1-3,5 jam. Ini bergantung pada jenis biomas dan alat pembakaran yang digunakan. Pembakaran juga dapat dilakukan tanpa pirolisator, tergantung kepada jenis bahan baku.Kedua jenis pembakaran tersebut menghasilkan biochar yang mengandung karbon untuk diaplikasikan sebagai pembenah tanah.Biochar bukan pupuk tetapi berfungsi sebagai pembenah tanah.

Biochar atau arang sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Ini terutama sebagai sumber energi (bahan bakar dan sumber panas). Arang juga dijadikan komoditas ekspor ke beberapa negara seperti Jepang dan Norwegia untuk bahan baku industri. Pada tahun 2000, Indonesia mengekspor sekitar 150.000 ton arang kayu bakau, dan tempurung kelapa ke Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, di beberapa negara seperti Jepang dan Australia mulai berkembang penggunaan arang (biochar) di bidang pertanian, yaitu salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah.Di Indonesia sendiri, pemanfaatan biochar untuk pertanian dan kehutanan mulai berkembang pada awal tahun 2000. Aplikasi biochar ke lahan pertanian (lahan kering dan basah) dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air dan hara, memperbaiki kegemburan tanah, mengurangi penguapan air dari tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman tertentu serta menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisma simbiotik.
Sumber bahan bakubiochar terbaik adalah limbah organik khususnya limbah pertanian. Potensi bahan bakubiochar tergolong melimpah yaitu berupa limbah sisa pertanianyang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N tinggi.
Di Indonesia, potensi penggunaan biocharsangat besar mengingat bahan bakunya seperti tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao, tempurung kelapa sawit, tongkol jagung, dan bahan lain yang sejenis, banyak tersedia. Dari berbagai hasil penelitian diketahui bahwa (1) proporsi sekam padi adalah 16-28% dari jumlah gabah kering giling; (2) proporsi tempurung dari buah kelapa sebesar 15-19%; (3) proporsi tempurung kelapa sawit 6,4% dari produksi tandan buah segar (TBS); dan (4) proporsi tongkol jagung 21% dari bobot tongkol kering. (Moch. Iskandar, 4/04/2017. Sumber: N.L. Nurida et al., 2015).