Mengenal KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) patut diketahui oleh publik secara luas. KUPS sangat penting diketahui karena berhubungan erat dengan pemberdayaan masyarakat terutama di sekitar hutan. Desa yang memiliki hutan memiliki potensi membentuk KUPS.

KUPS sendiri merupakan amanat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Desa yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) kepemilikan areal hutan didorong untuk membentuk KUPS. Namun, terlebih dahulu membentuk Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). Sebagai contoh, Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan hak pengelolaan hutan desa dari KLHK. Adanya legalisasi dari KLHK tersebut, Desa Nanga Lauk dibolehkan mencari donor ke pihak ketiga untuk mengelola hutan desanya. PRCF Indonesia mendapatkan izin dari Pemerintahan Desa Nanga Lauk untuk menjadi pendamping dalam pengelolaan hutan desanya.

Dari pendampingan yang dilakukan PRCF Indonesia, terbentuklah LPHD Lauk Bersatu yang di-SK-an oleh Kepala Desa Nanga Lauk. Setelah terbentuk LPHD, lalu dibentuk lagi lima KUPS yang membidangi sejumlah usaha yang sangat memungkinkan didirikan di Nanga Lauk. Berikut ini lima KUPS yang telah berdiri dan masih berjalan sampai saat ini:

  1. KUPS Madu

Desa Nanga Lauk terkenal sebagai salah satu desa penghasil madu paling berkualitas di Kabupaten Kapuas Hulu. Banyak warganya mengantungkan hidup dari mencari madu hutan di hutan desa. Berangkat dari latar belakang ini, LPHD Lauk Bersatu dengan didampingi PRCF Indonesia membentuk KUPS Madu. Para pencari madu dikumpulkan dalam KUPS ini. Di sinilah mereka berhimpun untuk menyatukan kekuatan dan persepsi dalam bisnis madu. Pihak PRCF sering melakukan pelatihan agar  madu yang dihasilkan secara lestari dan higienis. Tak hanya itu, madu juga dijual dalam bentuk kemasan sehingga bisa dijual ke sejumlah daerah.

  1. KUPS Ikan

Alamnya banyak sungai, rawa dan danau menjadikan Desa Nanga Lauk sebagai salah satu penghasil ikan air tawar terbesar di Kabupaten Kapuas Hulu. Banyak warganya mengandalkan ikan untuk menopang kebutuhan rumah tangga. Melihat kenyataan ini, dibentuklah KUPS Ikan. Di dalam kelompok ini mereka menyatukan kekuatan untuk usaha ikan ini. Selama ini, ikan yang dihasilkan lebih banyak dijual dalam kondisi hidup atau dibuat ikan asin. PRCF mencoba meningkatkan produk dengan mengolah ikan menjadi kerupuk dan sosis. Kemudian, dikemas sebaik mungkin agar bisa dipasarkan ke banyak daerah.

  1. KUPS Karet

Desa Nanga Lauk juga penghasil karet. Banyak warganya menanam karet di belakang rumahnya. Agar para petani karet memiliki persatuan, mereka lalu dihimpun dalam KUPS Karet. Pihak PRCF berusaha mendampingi para petani ini agar karet yang dihasilkan berkualitas. PRCF pernah mendatangkan perusahaan karet terbesar di Kalbar yakni PT New Kalbar Processors agar bisa membeli karet dari petani Nanga Lauk. Pihak perusahaan juga melakukan pelatihan agar karet sesuai dengan standar mereka.

  1. KUPS Rotan

Hutan desa Nanga Lauk banyak menghasilkan rotan. Di dalam hutannya banyak rotan yang bisa diolah menjadi kerajinan. Potensi ini dimanfaatkan LPHD Lauk Bersatu untuk mendirikan KUPS Rotan. Para pengerajin dihimpun dan dilatih agar bisa menghasilkan produk anyaman yang bisa dijual ke masyarakat. PRCF beberapa kali mendatangkan pelatih agar para pengerajin bisa terampil. Bahkan, Rumah Rotan juga didirikan dan dilengkapi mesin pengolah rotan. Semuanya agar potensi rotan bisa meningkatkan pendapatan warga Nanga Lauk.

  1. KUPS Ekowisata

Ada danau, sungai, hutan yang masih asri menjadikan Desa Nanga Lauk memiliki potensi di bidang ekowisata atau wisata alam. Alamnya yang indah ini didorong bisa menjadi kunjungan wisata. Beberapa pengurus KUPS Ekowisata ini dilatih menjadi pemandu wisata. Harapannya tidak lain agar alam indah Nanga Lauk bisa mendatangkan turis lokal maupun mancanegara. (ros)