PRCF Indonesia menyelenggarakan pelatihan jurnalistik dan fotografi untuk 15 peserta dari Desa Penepian Raya, 6-8 Oktober 2022 lalu. Kegiatan berlangsung di Gedung Perpustakaan Desa Penepian Raya.
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka penguatan kapasitas jurnalistik dan fotografi di kalangan pengurus LPHD, KUPS, dan perangkat pemerintahan desa.
“Tidak semua yang hadir itu dari LPHD, tetapi juga dari BPD, KUPS, dan Pemdes. Jadi, kita memang mengharapkan jurnalistik dan fotografi ini bisa menjadi soft skill bagi pihak pemerintahan, instansi, dan kelompok di desa untuk mendokumentasikan maupun mempublikasikan aktivitas yang ada di desa,” ujar Abroorza A. Yusra, staf Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan PRCF Indonesia, Rabu (12/10/2022).

Menurut pria yang kerap disapa Rojay ini, jurnalistik dan fotografi merupakan komponen penting yang memiliki kaitan erat dalam program-program pengelolaan hutan desa. “Jadi, para peserta bisa membuat liputan. Lewat sebuah liputan, dapat dibuat materi-materi kampanye yang hubungannya terkait dengan penyadartahuan kepada masyarakat terkait dengan perlindungan HD,” jelasnya.
Andi Fachrizal, praktisi senior dalam bidang jurnalisme terutama dalam isu lingkungan, dan Ismu Widjaya, praktisi fotografi dan videografi yang juga banyak memiliki pengalaman dalam bidang konservasi, hadir sebagai narasumber kegiatan.
Mereka saling berganti memberikan materi dan membimbing para peserta untuk memahami teori dasar dari jurnalistik dan fotografi. Sebagian besar materi diisi dengan praktik. “Untuk bisa menulis, yang dibutuhkan itu banyak membaca dan banyak menulis. Tidak ada cara lain,” kata Andi Fachrizal.
Kemampuan Liputan
Saat ini, tidak banyak masyarakat di Desa Penepian Raya, termasuk yang menjadi pengurus LPHD Bumi Lestari yang memiliki kemampuan melakukan liputan dengan ideal. Sementara itu, mereka memiliki fasilitas-fasilitas penunjang, seperti kamera yang bisa digunakan untuk meliput.

“Banyak informasi-informasi yang terlewatkan dan tidak terangkat dalam media-media, padahal memiliki nilai-nilai jurnalistik yang menarik, yang dalam banyak sisi, memungkinkan untuk dijadikan sebagai materi kampanye penyadartahuan. Karena itu, jangan menunggu media luar yang datang ke desa ini. Kita sendiri yang harus meliput dan menyebarluaskannya,” tutur Andi Fachrizal. (roj/ros)