PRCF Indonesia menggelar Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Desa Tanjung Kapuas Hulu, 7 – 9 Maret 2023. Pelatihan digelar digelar di Kantor LPHD Bukit Belang Desa Tanjung.

“Pelatihan ini selama tiga hari. Pesertanya dari personel LPHD Bukit Belang yang selama ini aktif melakukan patroli hutan. Pelatihnya dari Mangggala Agni Brigdalkarhut Daops Semitau,” kata penanggung jawab pelatihan, Syarif Yus Hadinata, Selasa (7/3/2023).

Desa Tanjung merupakan lokasi terakhir untuk pelatihan pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini. Sebelumnya, pelatihan ini digelar di Desa Nanga Jemah  30 Januari  sampai 1 Februari 2023. Untuk pelatihan di sini gabungan dari Desa Nanga Jemah dan Desa Sri Wangi. Berikutnya di Desa Nanga Betung 2 – 4 Februari 2023. Kemudian, Desa Penepian Raya, 5 – 7 Februari 2023.

“Hari ini (kemarin, red) giliran Desa Tanjung sebagai penutup pelatihan. Dari desa tadi, seluruh peserta dilatih oleh pihak yang berkompten, Mangggala Agni Brigdalkarhut Daops Semitau. Semoga seluruh peserta yang sudah dilatih bisa menerapkan apa yang telah didapat di lapangan apabila nanti ada kebakaran di daerahnya,” harap Yus-sapaan akrabnya.

Tujuan dari pelatihan ini, tambah Yus, untuk memberikan pemahaman dari sisi regulasi dan kondisi terkini karhutla. Kemudian untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam pencegahan, penanganan dan pengawasan karhutla. Terakhir, untuk membentuk tim yang sigap terhadap bencana karhutla di desa Nanga Jemah, Sri Wangi, Nanga Betung, Penepian Raya, dan Tanjung serta sekitarnya.

Luaran dari pelatihan ini adalah peserta dapat memahami karhutla dari sisi regulasi dan kondisi terkininya. Peserta memiliki kemampuan dasar terkait pencegahan, penanganan dan pengawasan karhutla. Kemudian, peserta pelatihan menjadi tim yang sigap dan tanggap terhadap bencana karhutla.

Di antara materi dalam pelatihan itu adalah  kebijakan pengendalian karhutla, teori dasar karhutla, pencegahan karhutla, peringatan dan deteksi dini karhutla, peralatan pemadaman, teknik dan strategi penanggulangan karhutla, sandi penanggulangan karhutla, praktik penggunaan peralatan pemadaman karhutla, praktik sistem komando pemadaman, groundcheck informasi hotspot/kebakaran, strategi pemadaman karhutla, dan terakhir simulasi karhutla.

Latar Belakang Pelatihan

Kalimantan Barat masih tak bisa lepas dari bahaya kebakaran Karhutla. Sudah banyak upaya yang dilakukan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan mitigasi dan penanganan bersama para pihak, namun tetap masih dijumpai adanya karhutla setiap tahun. Hal ini disebabkan faktor subjektif, mulai dari kelalaian saat membuka lahan pertanian maupun perkebunan, puntung rokok yang dibuang sembarangan, dan masih banyak lainnya. Ditambah lagi faktor objektif dengan kondisi hutan Kalimantan Barat yang memiliki lahan gambut seluas 2,8 juta hektar, nomor 4 terbesar setelah Papua, Riau dan Kalimantan Tengah. Struktur penyusun gambut dari bahan organik menjadi bahan bakar yang potensian untuk terjadinya karhutla.

Karhutla tak hanya memberikan dampak rusaknya ekosistem dan musnahkan flora serta fauna, namun juga menyebabkan ISPA terhadap manusia. Jika luas karhutla tak tertangani dampak jangka panjangnya dapat mengganggu stabilitas nasional. Oleh karena itu, upaya pencegahan harus masif dan intensif dilakukan, baik berupa sosialisasi, pelatihan pengendalian karhutla, dan pengawasan reguler.

PRCF Indonesia dalam mendampingi pengelolaan Perhutanan Sosial (PS) ikut turut andil dalam upaya mitigasi, penanganan, dan pengawasan karhutla, terutama jika terjadi di lokasi Hutan Desa (HD) dampingan. Pengelolaan HD yang dilakukan oleh LPHD dampingan dalam upaya pencegahan melakukan patroli pemantauan sebanyak 2 kali dalam setahun, dan turut serta memadamkan api jika terjadi karhutla terutama dalam kawasan HD. Upaya pengawasan yang dilakukan meliputi pemantauan melalui citra satelit secara berkala dan rutin, terutama saat musim kemarau. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko dan dampak karhutla. Selain itu proses sosialisasi juga terus dilakukan terhadap pemilik lahan dalam Kawasan HD. Hal ini diharapkan perlahan masyarakat dalam mengurangi aktifitas destruktif yang terjadi dalam Kawasan HD.

Maka dari itu, PRCF Indonesia akan memberikan Pelatihan Pengendalian Karhutla kepada tim gabungan antara Pengurus dan Tim Patroli LPHD, serta MPA. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan tim yang mampu bergerak cepat dalam melakukan penanganan karhutla, jika sewaktu-waktu terjadi dalam kawasan HD dan sekitarnya. (ros)