Pontianak (PRCF) – Penguatan kapasitas terhadap personel tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu terus dilakukan. Sebelumnya, mereka mendapatkan teori penggunaan aplikasi smart patrol di Laboratorium Komputer SMAN 1 Pontianak. Pada Rabu (19/2/2020), mereka kembali mengikuti pelatihan smart patrol. Tapi, bukan di kelas, melainkan di hutan kota Arboretum Untan Jalan Ayani 1 Pontianak.

“Saatnya untuk mengaplikasikan teori selama di kelas langsung di hutan kota Arboretum. Kita membuat beberapa simulasi seolah-olah data yang di-input dalam aplikasi smart patrol benar adanya. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menguasai teori, tapi juga mahir dalam praktiknya,” jelas koordinator Pelatihan Smart Patrol, Yadi Purwanto di Silva Camp Arboretum Untan, Rabu (19/2/2020).

Sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (19/2/2020), personel tim patroli hutan dari Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu tiba di Arboretum. Mereka langsung disambut para pengurus hutan kota itu di Silva Camp. Bangunan Silva Camp dua tingkat. Hampir seluruhnya dari kayu. Di bagian bawah dijadikan tempat pelatihan smart patrol. Menariknya, di sekeliling Silva Camp adalah hutan. Banyak pohon besar yang ditanam oleh mahasiswa awal Fakultas Kehutanan Untan. Banyaknya pohon besar ini membuat udara terasa dingin. Jadi, tidak perlu mesin air condition (Ac)

Hairul Rohim dari YPI sedang mengajarkan metode tally sheet atau manual pada personel tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu
Hairul Rohim dari YPI sedang mengajarkan metode tally sheet atau manual pada personel tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu di Arboretum Untan

Sebelum praktik penggunaan smart patrol, pihak PRCF Indonesia yang diwakili Yadi Purwanto dan Suhartian meminta pihak Arboretum menjelaskan sedikit riwayat hutan kota itu. Beberapa senior dari mahasiswa yang pernah mengurus Arboretum, menjelaskan sejarah didirikannya hutan kota itu.

“Dulu lahan ini nyaris mau diratakan untuk dibuat beberapa bangunan. Tapi, ditentang oleh mahasiswa. Upaya penentangan tersebut berhasil. Mahasiswa pun semakin bersemangat menanam berbagai jenis pohon. Dulu memang tak dirasakan manfaatnya. Tapi, saat ini semua merasakan manfaatnya. Semua pihak memberikan dukungan terhadap Arboretum ini, termasuk juga pemerintah daerah,” kata Dandi Yusuf, Koordinator Divisi Arboretum Untan.

Dandi menjelaskan, pohon yang ada di Arboretum merupakan representasi pohon seluruh pohon endemik yang ada di hutan Kalimantan Barat. Dengan pergi ke Arboretum, bisa tahu jenis pohon-pohon yang ada di hutan di Pulau Borneo. “Cukup pergi ke sini, kita bisa melihat jenis kayu asli dari Kalbar,” tambahnya.

Usai mendapatkan informasi dari pihak Arboretum, para personel tim patroli hutan diajak ke tengah hutan kota. Rupanya dua instruktur smart patrol sudah menyiapkan alat untuk simulasi. Dua instruktur itu dari Yayasan Planet Indonesia (YPI). Namanya Hairul dan Modestus Modes.

Para personel tim patroli diajarkan dua penggunaan metode peng-input-an data. Metode menggunakan smartphone. Metode satunya menggunakan tally sheet atau manual. Tim patroli dibagi dua kelompok. Metode yang menggunakan smartphone, memasukkan data sesuai dengan fitur yang ada dalam aplikasi smart patroli. Tidak ada menggunakan kertas.

Sedangkan tally sheet atau manual, seluruh data ditulis atau dicatat dalam blanko yang sudah disiapkan. Bila ada temuan di hutan, misalnya burung, mereka catat dalam blanko yang sudah ada.

“Kedua metode itu harus dikuasai. Metode dengan smartphone dan tally sheet. Pada prinsipnya sama, cuma caranya saja beda. Metode tersebut tentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” kata Yadi.

Pagi sampai siang, mereka mendapatkan pelatihan di dalam hutan. Siang sampai sore, mereka dilatih memindahkan data dari smartphone ke dalam komputer. Setelah data masuk ke komputer, lalu diajarkan cara mengolah data. “Semoga apa yang telah kita latih bisa bermanfaat dan diterapkan saat mereka patroli hutan di desanya nanti,” harap Yadi.

Pada Kamis (20/2/2020), mereka kembali melanjutkan pelatihan smart patrol di Lab Komputer SMAN 1 Pontianak.  (ros)