Pelatihan Smart Patrol kembali digelar PRCF Indonesia dengan dukungan TFCA Kalimantan Yayasan Kehati. Kali ini pelatihan tersebut digelar di dua kecamatan yakni Boyang Tanjung dan Tepuai Kabupaten Kapuas Hulu. Pelatihan diikuti empat Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

“Ini untuk kesekian kalinya kita melaksanakan Pelatihan Smart Patrol. Tujuannya untuk memperkenalkan, menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan tim patroli menggunakan teknologi dalam patroli hutan desa,” kata penanggung jawab pelatihan smart patrol, Syarif Yus Hadinata, Rabu (1/12/2021).

Dijelaskannya, pelatihan smart patrol ini diikuti lima LPHD, yakni LPHD  Bukit Belang, Pundjung Batara, Batang Tau, dan Nyuai Peningun. Selain dari LPHD juga ada peserta dari Pendamping Masyarakat Perhutanan Sosial di bawah Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan (PMPS BPSKL) Desa Tanjung, Sri Wangi, dan Nanga Jemah. Sementara pematerinya adalah Laurio Leonald.

Pelatihan ini dilakukan di dua tempat berbeda, yakni di Kecamatan Boyan Tanjung dengan peserta dari LPHD Bukit Belang dan Pundjung Batara, 30 November sampai 2 Desember. Tempat kedua di Kecamatan Tepuai dengan peserta dari LPHD Batang Tau dan Nyuai Peningun, 3-5 Desember 2021.

Suasana Pelatihan Smart Patrol di Boyan Tanjung Kapuas Hulu
Peserta dari LPHD antusias mengikuti Pelatihan Smart Patrol di Boyan Tanjung

“Sekarang sedang berlangsung pelatihan smart patrol di Boyan Tanjung. Setelah itu, kita melakukan pelatihan serupa di Tepuai. Kita berharap, seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini bisa saksama mengikutinya,” harap Yus-sapaan akrabnya.

Latar Belakang

Perlindungan terhadap Hutan Desa merupakan kewajiban LPHD yang mendapatkan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD). Salah satunya adalah melalui kegiatan patroli Hutan Desa. Saat ini patroli HD yang dilakukan oleh LPHD dampingan PRCF Indonesia yaitu LPHD Bukit Belang, LPHD Pundjung Batara, LPHD Batang Tau dan LPHD Nyuai Peningun masih dilakukan secara manual.

Pencatatan terhadap temuan flora dan fauna di dalam kawasan HD yang manual menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan patroli. Perkembangan saat ini mengharuskan pengambilan data saat patroli haruslah berbasis aplikasi, salah satunya Smart Patrol. Hal ini akan memudahkan pengambilan data sehingga pelaksanaan patroli dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Maka dari itu PRCF Indonesia bermaksud untuk memfasilitasi pelatihan tersebut bagi LPHD dampingan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan khususnya dalam pelaksanaan perlindungan HD. Pelatihan ini diharapkan agar pelaksanaan patroli HD yang dilakukan dapat lebih optimal. (ros)