Sebanyak 242 Kepala Keluarga (KK) di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu mendapat bantuan sembako dari LPHD Lauk Bersatu. Mereka yang dapat bantuan terdampak pandemi Covid-19. Penyerahan bantuan tersebut didampingi staf PRCF Indonesia serta Camat, Kapolsek, dan Danramil Embaloh Hilir. Bantuan dari LPHD tersebut bersumber dari dana konservasi dan kompensasi karbon.
“Kita ikut mendampingi pihak LPHD Lauk Bersatu menyerahkan bantuan untuk warga Nanga Lauk yang terdampak pandemi Covid-19. Butuh dua hari penyerahan bantuan tersebut. Alhamdulillah sudah tersalurkan,” kata Manajer Program PRCF Indonesia, Rio Afiat, Kamis (18/6/2020).

Sebelum penyerahan bantuan, LPHD didampingi PRCF telah melakukan audiensi dengan pihak Kecamatan Embaloh Hilir. Setelah itu ke Polsek dan Koramil Embaloh Hilir. Tentu tidak ketingalan dengan pihak Pemerintahan Desa Nanga Lauk. Hal ini dilakukan agar penyaluran bantuan bisa terkoordinir dengan baik. Acara penyerahan bantuan dari tanggal 16-17 Juni 2020.
“Masyarakat menyambut baik dan berterima kasih dengan adanya pembagian ini. Masyarakat juga berharap dengan adanya hutan desa, dapat meningkatkan kesejahteraan dan meringankan beban ekonomi seluruh masyarakat Nanga lauk,” jelas Rio.
Pembagian sembako ini disambut baik oleh Muspika Kecamatan Embaloh hilir. Sekretaris Camat berharap Nanga Lauk dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola hutan secara lestari.
Sebelumnya, Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut menginformasikan akan adanya bantuan tersebut. “Kita berharap, adanya bantuan tersebut dapat meringankan kesulitan masyarakat desa dan menjaga kebersamaan dalam mengelola hutan secara lestari,” katanya.
Sejak September 2019 lalu, masyarakat Nanga Lauk telah membangun kesepakatan untuk menjaga dan melindungi hutan desanya. Sehingga terjaga keutuhan fungsi hutan dan biodiversitasnya serta dapat memberikan manfaat bagai masyarakat seara berkelanjutan. Program ini disebut dengan “Rimbak Pakai Pengidup atau Hutan untuk Kehidupan.
Dukungan pembiayaan program ini berasal dari skema program konservasi dan kompensasi karbon, yaitu Sustainble Comodities Conservation Program (SCCM).
“Dari dana inilah, masyarakat yang telah mengelola hutan tersebut mendapatkan bantuan sembako disaat pandemi Covid-19,” tambah Imanul.

Lanjutkan Program
Semenjak pandemi covid 19, para personel PRCF yang selama ini aktif mndampingi LPHD, tidak bisa masuk ke Nanga Lauk. Setelah pemerintah melonggarkan aturan, dari tanggal 12 Juni 2020, PRCF dipimpin langsung Imanul Huda berangkat menuju Nanga Lauk. Kurang lebih dua minggu mereka berada di sana.
Selain ikut mendampingi penyerahan bantuan, mereka juga akan mendampingi program konservasi yang selama pandemi ikutan mandek. Program patroli hutan tetap dilakukan. Begitu juga program livelihood tetap berjalan seperti sedia kala. (ros/rio)