Hutan mangrove

Persoalan lingkungan selalu muncul setiap tahunnya di Kalimantan Barat. Telah dibahas persoalan kebakaran hutan, pencemaran udara, dan kali ini soal abrasi, terutama di pinggir pantai. Pada akhir 2022 lalu, sejumlah pesisir pantai mengalami abrasi pantai sangat parah. Mulai dari sebelah utara, yakni Sambas, Mempawah, sampai Ketapang mengalami persoalan lingkungan tersebut.

Apa sebenarnya abrasi itu? Abrasi adalah proses pengikisan dan erosi yang terjadi di pantai atau tepi laut akibat gelombang laut, arus, dan arus sungai yang kuat. Di Kalimantan Barat, abrasi pantai menjadi perhatian karena dapat mengakibatkan kerusakan pada wilayah pesisir, habitat alami, infrastruktur, serta mengancam pemukiman penduduk yang berada di dekat pantai.

Beberapa faktor penyebab abrasi di Kalimantan Barat antara lain, pertama perubahan pola aliran sungai. Perubahan pola aliran sungai, baik karena aktivitas manusia seperti perambahan hutan atau pembangunan bendungan, maupun perubahan alamiah, dapat mempengaruhi aliran air dan sedimentasi di muara sungai. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kondisi pantai dan meningkatkan risiko abrasi.

Kedua, pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global menyebabkan kenaikan suhu laut dan ekspansi termal air laut, yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut dapat mempercepat abrasi pantai karena gelombang dan pasang laut yang lebih tinggi.

Ketiga, deforestasi dan perubahan penggunaan lahan. Praktik deforestasi yang berlebihan dan perubahan penggunaan lahan di wilayah sungai dan pesisir dapat menyebabkan erosi tanah yang meningkat. Tanah yang terbawa oleh aliran sungai ke laut dapat mempengaruhi pola sedimentasi dan menyebabkan abrasi pantai.

Solusi Abrasi

Untuk mengatasi abrasi di Kalimantan Barat, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

– Restorasi ekosistem pesisir. Melakukan restorasi ekosistem pesisir, termasuk rehabilitasi hutan mangrove, dapat membantu mengurangi abrasi pantai. Hutan mangrove memiliki akar yang kuat yang dapat menahan tanah dan melindungi pantai dari gelombang dan erosi.

– Pembangunan infrastruktur perlindungan pantai. Membangun struktur fisik seperti tanggul, tembok laut, atau semacamnya dapat memberikan perlindungan langsung terhadap abrasi pantai. Namun, pendekatan ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat dampaknya pada ekosistem dan ketersediaan sumber daya.

– Pengaturan tata ruang pesisir yang bijaksana. Pengaturan tata ruang pesisir yang bijaksana, termasuk pengendalian pembangunan di wilayah rawan abrasi, dapat membantu mengurangi risiko abrasi dan melindungi wilayah pesisir yang rentan.

– Kesadaran dan pendidikan masyarakat. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan pantai dan ekosistem pesisir dapat membantu mengurangi tindakan yang merusak dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan. (ros)