Bicara tentang hutan, semua orang akan terbayang tentang pohon-pohon yang menjulang. Jika ditanyakan tentang manfaat hutan, pada saat ini umumnya orang akan bicara tentang pemanasan global. Namun, sebenarnya sejak kecil kita telah diajari bahwa hutan penting untuk tata air. Hutan sangat penting untuk menangkap air dan mencegah banjir di musim hujan, dan mencegah kekeringan di musim kemarau. Lebih penting dari itu, air yang bersih dan kaya kandungan mineral biasanya potensial untuk dikembangkan sebagai air minum dalam kemasan. Potensi inilah yang akan dikembangkan oleh masyarakat desa Tanjung dengan memanfaatkan air bersih yang mengalir ke desa mereka dari kawasan pegunungan Muller.
Desa Tanjung adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang Desa Tanjung, Kecamatan Mentebah, kabupaten Kapuas Hulu berada di kaki Pegunungan Muller dalam wilayah administratif Kabupaten Kapuas Hulu. Masyarakat Desa Tanjung memiliki komitmen untuk menjaga kawasan hutan mereka, skema hutan desa adalah jalan yang telah ditempuh masyarakat Desa Tanjung untuk mendapatkan hak kelola atas hutan desa mereka.
Saat ini hutan desa di Desa Tanjung telah memiliki legalitas berupa Hak Pengelolaan Hutan Desa dari pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kawasan ekosistem hutan desa Desa Tanjung merupakan habitat yang penting bagi beragam flora-fauna, termasuk di antaranya adalah jenis-jenis yang tergolong ke dalam kategori langka dan endemik Kalimantan, antara lain beruang madu, orangutan, macan dahan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil verifikasi lapangan, penutupan lahan di hutan desa Desa Tanjung terdiri dari jenis tumbuhan berkayu seperti jenis meranti, dari family dipterocapaceae. Sedangan jenis hasil hutan bukan kayu terdiri dari rotan, damar, tengkawang, gaharu dan bambu. Hutan Desa ini juga memiliki beberapa potensi alam seperti air terjun yang potensial untuk kegiatan ekowisata, dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan pengolahan air dalam kemasan.
Hutan desa di Desa Tanjung memiliki sumber air yang berkualitas baik dan potensial untuk dikembangkan sebagai air minum dalam kemasan. Pengembangan ini relatif potensial mengingat saat ini produk air kemasan yang beredar di sekitar Kabupaten Kapuas Hulu berasal dari luar wilayah kabupaten dan permintaan pasar dari produk air kemasan relatif tinggi. Kebutuhan air kemasan biasa digunakan untuk kegiatan acara perkawinan, pertemuan yang melibatkan banyak orang baik oleh instansi pemerintah, kelompok masyarakat maupun swasta.
Di Desa Tanjung, sumber air yang berasal dari hutan desa ini akan dikelola menjadi air minum yang diproduksi dalam kemasan galon, botol, atau cawan plastik. Disekitar Desa Tanjung juga terdapat beberapa perusahaan sawit, yang umumnya mendapatkan pasokan air bersih dari luar. Keunggulan dari produk yang akan dikelola oleh masyarakat Desa Tanjung adalah sumber bahan baku berasal dari hutan yang dikelola masyarakat secara lestari melalui hutan desa, biaya distribusi lebih rendah dibanding produk luar sehingga harga bisa lebih kompetitif.
Pengelolaan air minum dalam kemasan oleh masyarakat Desa Tanjung akan di dampingi oleh Lembaga Energi Hijau dan PRCF Indonesia yang tergabung dalam Konsorsium Aliansi Organis Indonesia melalui program Pengembangan Hutan Desa melalui Pemanfaatan HHBK dan Jasa Ekosistem secara Berkelanjutan di Kabupaten Kapuas Hulu yang didanai oleh MCA-Indonesia. Usaha ini akan dikelola oleh koperasi masyarakat Desa Tanjung, yaitu Koperasi Serba Usaha Sidi Easi.
Program pembangunan industri air minum dalam kemasan ini di targetkan menjadi salah satu bentuk usaha yang akan menjadi milik masyarakat Desa Tanjung, karena itu penting untuk mensosialisasikan pelaksanaan program ini kepada masyarakat sebagai pemilik usaha ini.
Program air minum dalam kemasan ini diharapkan akan menjadi bukti bagi masyarakat desa Tanjung dan desa-desa lain, khususnya di Kapuas Hulu, bahwa hutan bisa mendatangkan manfaat secara langsung kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Selanjutnya diharapkan masyarakat akan lebih termotivasi untuk menjaga kawasan hutan di sekitar desa mereka.
Kegiatan pembangunan industri air minum dalam kemasan di desa Tanjung dimuai dengan mensosialisasikan proram ini kepada masyarakat. Untuk mensosialisasikan pengembangan program ini, telah dilaksanakan kegiatan Workshop Persiapan dan Perencanaan kegiatan. Masyarakat diharapkan dapat memahami proses pembangunan industri pengolahan air dalam kemasan ini sehingga proses-prosesnya dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan.
Puluhan anggota masyarakat hadir di balai pertemuan desa untuk mendengarkan sosialisasi rencana kegiatan. Beberapa bulan sebelumnya, sebagian anggota masyarakat sudah tahun dengan rencana pembangunan industri air kemasan, namun masyarakat tetap antusias untuk bertanya tentang proses-proses yang akan di jalani dalam pembangunan tersebut. Karena sosialisasi ini masih bersifat umum, sebagian pertanyaan masyarakat yang bersifat belum bisa terjawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan di jawab dalam kegiatan selanjutnya yang akan di fasilitasi Lembaga Energi Hijau sebagai Pelaksana program pembangunan.
Setelah kegiatan sosialisasi selesai, fasilitator bersama koordinator desa PRCF, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa, dan Ketua Koperasi Sidi Easi meninjau lokasi sungai yang akan di jadikan sumber intake air minum kemasan yang akan dikembangkan. Perjalanan peninjauan ini menunjukkan bahwa hutan desa di desa Tanjung masih terjaga keasriannya. Hutan ini juga memiliki banyak sumber air bersih yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air bersih. Dari beberapa sungai yang potensial untuk menjadi sumber air baku, dipilih sungai Tangai, mengingat lokasinya relatif mudah dijangkau namun aktifitas manusia sangat minim dan berada di bagian lebih hilir dari lokasi bendungan akan dibangun. Setelah selesai meninjau lokasi pembangunan bendungan intake, fasilitator kembali ke Putussibau.