Banjir banyak melanda sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Barat dalam seminggu terakhir. Tidak ketingalan Kota Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu tak luput dari hantaman banjir. Akibatnya banyak aktivitas warga menjadi lumpuh. Kantor PRCF Indonesia di Putussibau juga tak luput dari air bah itu.
“Inilah kondisi kantor tanggal 15 September sore,” kata Wisnu alias Peyang perwakilan PRCF Indonesia yang tinggal di Putussibau melaporkan via WA grup, Kamis (16/9/2020).
Wisnu juga melaporkan, dengan kondisi banjir besar itu, ia tidak bisa merapat ke kantor PRCF Indonesia. Sebab, banjirnya sangat dalam. Seandainya bisa ke kantor, pintu terkunci, jadi tidak bisa masuk.
“Saya belum bisa masuk karena terkunci. Kemarin masuk dari belakang karena kunci masih dengan anak-anak. Air setinggi betis di dalam. Namun barang-barang sudah diamankan oleh anak-anak yang sekolah di sana. Mungkin mereka ngungsi karena jalan menuju kantor sangat dalam,” lapor Peyang.
Laporan berikutnya pada Jumat (17/9/2020), air mulai surut. Kantor PRCF Indonesia sudah bisa dikunjungi dan bisa dibuka pintunya. Peyang juga melakukan bersih-bersih kantor. Tidak ada kerusakan berarti dalam banjir tersebut.
Kantor di Putussibau itu merupakan cabang dari kantor PRCF Indonesia di Pontianak. Ketika pengurus turun ke lapangan teruma ke Nanga Lauk, kantor di Putussibau itu adalah tempat istirahat. Bukan sekadar tempat istirahat, juga berfungsi sebagai kantor penghubung. Apabila pengurus LPHD Lauk Bersatu yang merupakan mitra utama PRCF ke Putussibau, di kantor itulah mereka singgah dulu.
Kantor PRCF Putussibau sering juga dijadikan tempat pelatihan dan melakukan koordinasi. LPHD Lauk Bersatu selalu melakukan koordinasi dengan lembaga pemerintah di Putussibau, seperti KPH dan Bappeda atau undangan dari Pemkab Kapuas Hulu. Di kantor itulah mereka melakukan briefing dulu sebelum melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
Banjir Surut
Kabar terbaru seperti dikuti dari tribunkapuashulu.com, banjir mulai surat sejak Kamis dan Jumat. Aktivitas warga juga mulai hidup. Namun sejumlah kantor masih belum bisa melakukan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Kebanyakan kantor masih bersih-bersih.
Putussibau banjir bukan baru kali ini saja. Kota di ujung timur Kalbar ini sering terkena banjir. Hal ini disebabkan Kota Putussibau berada di pinggiran sungai. Daratannya juga rendah bila dibandingkan daerah lain. Untung saja, banjir kali ini tidak menimbulkan korban jiwa. (ros)