Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kalimantan Barat meminta PRCF Indonesia ikut meningkatkan IDM di Desa Nanga Lauk. Hal ini terungkap saat PRCF Indonesia menyerahkan laporan Q1 dan Q2 ke Bappeda Kalbar, Senin (29/6/2020).
“Saya mewakili PRCF Indonesia saya melaporkan Q1 dan Q2 program konservasi di Desa Nanga Lauk Kapuas Hulu ke Bappeda. Pihak Bappeda menyambut baik apa yang telah dilakukan. Kemudian, Bappeda meminta kita ikut menaikkan IDM Desa Nanga Lauk,” jelas Imanul usai bertemu Kasubdid SDA dan Lingkungan Hidup Bappeda Kalbar, Sunanto S Hut M Si di ruang kerjanya.
Menurut Sunanto seperti disampaikan Imanul, bagaimana program PRCF bisa berkontribusi dalam peningkatan IDM bagi desa yang didampingi. Pemerintah punya keterbatasan, tetapi dengan berkegiatan secara sinergi akan bisa mewujudkan impian bersama. Baik kepentingan pemerintah, program dan masyarakat.
“Selama ini kita memang selalu melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Mulai dari Pemerintah Provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai tingkat kecamatan. Semua kita lakukan agar program yang dijalankan mendapatkan dukungan dari seluruh jajaran pemerintahan. Soal IDM, tentunya apa yang kita lakukan di Nanga Lauk sedikit banyak memberikan pengaruh untuk peningkatannya,” papar Imanul.
Azri Ahmad, Program Specialist Livelihood PRCF Indonesia menambahkan, Sunanto meminta bagaimana kelompok usaha dapat berperan dalam sentra usaha yang dikelola berkoordinasi bersama dinas terkait. Tahap awal adalah bagaimana memulai dan kemudian baru peningkatan kualitas dan kapasitas produksi.
Apa yang dilakukan PRCF di Nanga Lauk sedikit banyak ikut menyumbang peningkatan IDM. Ada tiga indikator IDM, yakni Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi, dan Indeks Ketahanan Lingkungan. PRCF secara intensif mendampingi dan memfasilitasi patroli hutan yang dilakukan LPHD Lauk Bersatu. Tentunya ini berpengaruh pada Indeks Ketahanan Lingkungan. PRCF juga memfasilitasi berdirinya Lima KUPS yang berpengaruh pada Indeks Ketahanan Ekonomi.
Apa itu IDM?
Dalam situs resmi kemendesa.go.id dijelaskan apa itu IDM. Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan. Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju Desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan Desa untuk mensejahterakan kehidupan Desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian Desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan Dana Desa serta Pendamping Desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi Masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah Desa yaitu tipologi dan modal sosial. (ros)