Berbagi ilmu dan pengalaman harus dilakukan PRCF Indonesia demi melahirkan generasi muda yang peduli pada isu lingkungan terutama hutan. Penegasan ini disampaikan kepada mahasiswa Fakultas Kehutanan Untan yang mulai magang sejak Senin (14/2/2022).
“PRCF Indonesia sudah cukup lama melakukan program konservasi hutan desa di Kabupaten Kapuas Hulu. Banyak pengalaman yang kita dapatkan selama di lapangan. Pengalaman inilah kita bagikan ke mahasiswa magang,” kata Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda di sela-sela memberikan pembekalan kepada tujuh mahasiswa magang di kantornya, Selasa (15/2/2022).
Imanul menjelaskan kiprah PRCF dari awal berdiri sampai saat ini. Tugas utamanya, melakukan pendampingan atau fasilitasi dalam pengelolaan hutan desa. Ini terutama desa yang memiliki hutan. Sejauh ini, PRCF sedang melakukan pendampingan terhadap Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Desa Nanga Jemah, Nanga Betung, Nanga Jemah, Sri Wangi dan Tanjung. Semua desa itu berada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Program pendampingan yang dilakukan terhadap desa tersebut di antaranya penguataan kelembagaan mulai dari LPHD sampai Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Para pengurus lembaga itu dilatih agar benar-benar memahami soal tugas dan tanggung jawab dalam membesarkan lembaga. Kemudian, melakukan konservasi hutan desa dengan melakukan patroli hutan secara rutin atau regular, melakukan agroforetry.
Selain itu, warga desa juga diajarkan bisnis atau meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan kekayaan alam di sekitar hutan. Dibentuklah KUPS berdasarkan potensi bisnis di desa tersebut. Sebagai contoh di Nanga Lauk telah dibentuk KUPS Madu, Rotan, Karet, Ikan dan Ekowisata.
“Semua pengalaman tersebut kita ceritakan ke mahasiswa magang. Harapannya mereka bisa mendapatkan ilmu dari kita lalu menjadikan itu sebagai motivasi dan inspirasi agar mereka nantinya bisa terlibat dalam konservasi hutan. Apalagi mereka mahasiswa kehutanan sangat diharapkan begitu tamat kuliah, mereka bisa terjun langsung di bidang konservasi hutan,” harap Imanul yang juga alumni Fakultas Kehutanan Untan.
Pendampingan Usaha
Tidak hanya Imanul Huda berbagi pengalaman soal konservasi, hal serupa dilakukan oleh Aam Wijaya juga dari PRCF Indonesia. Di hadapan mahasiswa magang, Aam lebih banyak membahas soal pendampingan usaha bagi warga desa binaan. Ketika PRCF melakukan pendampingan selalu ada usaha yang harus dibina sampai bisa mandiri.
Ada istilah asisten bisnis, setiap usaha yang didampingi harus berorientasi bisnis, menghasilkan laba. Sebagai contoh KPUS Madu di Nanga Lauk, kelompok ini didampingi dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan. Bagaimana madu hutan yang dihasilkan itu bisa dipasarkan ke masyarakat luas. Semua itu perlu pendampingan. Begitu juga dengan usaha lain. (ros)