Camp konservasi

Camp Konservasi yang digagas LPHD Lauk Bersatu, Perpustakaan Pandai Membaca didampingi PRCF Indonesia, sukses digelar di hutan desa Nanga Lauk, 3-5 Juli 2021. Kegiatan ini diikuti 25 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Kegiatan camp konservasi ini untuk pertama kali kita gelar. Tiga hari kita gelar, berjalan dengan sukses. Semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,” kata Manager Program PRCF Indonesia, Rio Afiat, Jumat (9/7/2021).

camp konservasi
Siswa SD dan SMP dari Nanga Lauk sedang melakukan penanaman bibit pohon dalam kegiatan camp konservasi

Dijelaskan alumni Untan ini, sebagai bentuk komitmen masyarakat Desa Nanga Lauk dalam rangka mendukung program pelestarian lingkungan hidup, LPHD Lauk Bersatu bekerja sama dengan Perpustakaan Pandai Membaca menyelenggarakan kegiatan penyadartahuan konservasi kepada anak-anak di Desa Nanga Lauk. Kegiatan ini dinamai “Camp Konservasi”, dengan tema “Membangun karakter berwawasan lingkungan demi keberlangsungan kelestarian alam di masa depan.”

camp konservasi
Peserta camp konservasi berenang di rawa-rawa untuk menumbuhkan rasa kecintaan pada lingkungan

Kegiatan Camp Konservasi ini bekerja sama dengan Yayasan PRCF Indonesia atas dukungan program SCCM (sustainable commodities conservations mechanism). Penyelenggaraan kegiatan tersebut didukung oleh Mapala Universitas Tanjungpura sebagai instruktur.

Berbudaya Lingkungan

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dan membentuk generasi muda berkarakter dan berbudaya lingkungan. Kemudian, untuk menambah pengetahuan generasi penerus tentang hutan desa dan pentingnya hutan bagi kehidupan. Diharapkan mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelesetarian lingkungan hidup di masa yang akan datang.

Kades Nanga Lauk, Rusman
Kepala Desa Nanga Lauk, Agus Yanto saat memberikan sambutan di hadapan peserta camp konservasi

Kegiatan camp konservasi dibuka langsung oleh Kepala Desa Nanga Lauk, Agus Yanto. Dalam sambutannya sebelum melepas peserta camp konservasi, Rusman berpesan agar generasi muda Nanga Lauk terus mencintai lingkungannya sendiri. Hutan desa merupakan harta karun bagi Nanga Lauk yang diwariskan oleh para leluhur. “Untuk itu mari kita jaga agar tetap lestari sampai anak cucu kita ke depannya,” ajak Agus 

camp konservasi
Seluruh peserta camp konservasi berfoto bersama usai mengikuti kegiatan

Para peserta kemah langsung belajar soal konservasi, hutan desa, mengenal flora fauna dan bermain (games dan outbound). Semua itu guna menumbuhkan karakter yang berani, militan, peduli, setia kawan, disiplin dan kerja sama. 

Usia dini
Anak-anak usia dini dari TK/PAUD saat mengikuti pentas seni dan penanaman bibit pohon

Sebelumnya, pada 12 Juni 2021 telah digelar kegiatan pentas seni dan penanaman bibit pohon dengan peserta anak usia dini atau TK/PAUD. Jumlah peserta 38 anak. Tujuannnya tidak lain untuk menanamkan semangat cinta lingkungan sejak usia dini. Anak-anak ini diajarkan untuk menanam pohon, kemudian merawatnya. Harapannya, saat mereka remaja sampai dewasa tetap tumbuh semangat mencintai lingkungan di sekitarnya. (rio/ros).