Desa yang didampingi oleh PRCF Indonesia secara rutin melakukan patroli hutan. Saat patroli seluruh personel patroli harus merasa aman dan nyaman. Untuk itu harus tahu caranya agar aman dan nyaman saat berkegiatan di alam bebas.
“Kegiatan dikatakan berhasil apabila pergi dan pulang dalam keadaan selamat. Maka dari itu setiap personel tim patroli hutan desa harus mampu mengenali potensi bahaya agar mempersiapkan perjalanan dengan cermat, baik itu kondisi fisik dan mental, peralatan dan perlengkapan, serta pengetahuan dan keterampilan,” kata Agri Aditya dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Untan saat memberikan Pelatihan Pengelolaan Hutan Desa di empat desa di Kapuas Hulu rentang tanggal 29 September – 5 Oktober 2022 lalu. Keempat desa dimaksud adalah Desa Tanjung, Nanga Jemah, Sri Wangi, dan Nanga Betung.
Pria yang bermukim di Pontianak ini senang berbagi pengalaman saat menjadi narasumber materi Teknik Dasar Berkegiatan di Alam Bebas. Seluruh personel patroli harus memahami teknis dasar tersebut. Tujuan agar saat patroli bisa dijamin tingkat keamaannya.
Aktivitas patroli Hutan Desa (HD) yang dilakukan oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dampingan PRCF Indonesia memiliki risiko tinggi dalam setiap perjalanannya melakukan perlindungan dan pengawasan hutan. Hal ini dikarenakan mereka langsung berkegiatan di alam bebas yang berpotensi terkena serangan binatang buas seperti beruang, gigitan ular dan serangga, dan sebagainya.
“Belum lagi kondisi medan dengan topografi terjal dan berbatu-batu, ranting dan batang pohon lapuk yang sewaktu-waktu bisa saja menimpa tim, serta bencana alam banjir bandang dan longsor. Semua harus diketahui segala potensi yang bisa mengancam keselamatan tim patroli,” urai Agri.
Siap Hadapi Kondisi
Demi mengamankan sumber daya hutannya, selama berhari-hari Tim Patroli HD harus siap menghadapi kondisi terburuk untuk mendapatkan kondisi terbaik saat di lapangan. Segala potensi terburuk itu harus diketahui lebih dalam. Apabila memang terjadi, sudah tahu bagaimana cara mengantisipasinya.
Materi Teknik Dasar Berkegiatan di Alam yang diberikan meliputi Manajemen Perjalanan, Navigasi Darat, Navigasi Darat, Mountain sering, Medical Practice, Survival dan Search and Rescue (SAR). Sy. Y. Hadinata – Fasilitator Penguatan Kelembagaan PRCF Indonesia mengakui bahwa dari sisi waktu materi yang diberikan tidaklah cukup, karena hanya 6 jam.
Namun ini cukup untuk membuka wawasan Tim Patroli agar dapat mengutamakan keselamatan dalam kegiatan patroli. Ia juga menjelaskan dalam Pelatihan Pengelolaan HD ini diharapkan LPHD mampu menjadi mandiri dan bersinergi dengan semua pihak demi kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat. (roj/ros)