Cara budidaya jenis tanaman jangka panjang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Apalagi untuk program agroforestry, cara budidaya tanamannya banyak belum diketahui. PRCF Indonesia sudah membuat panduan agroforestry khusus untuk jenis tanaman jangan panjang.
Jenis tanaman yang akan ditanam untuk jangka panjang disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada. Tumbuhan rawa gambut akan lebih diutamakan mengingat jenis tersebut mendominasi di wilayah Desa Nanga Lauk. Untuk mempersiapkan tanaman jangka panjang diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Persiapan Lahan
Kegiatan penanaman diawali dengan penyiapan lahan dan penataan batas areal kerja rencana penanaman sesuai dengan rencana lokasi dan luasan yang telah ditentukan.
1. Pembuatan bedeng persemaian
Bedeng persemaian dipergunakan untuk melakukan pembibitan dari benih tanaman. Bedeng tanaman dapat dibuat dari bahan sederhana namun kuat untuk menampung sejumlah bibit tanaman dalam kotak berukuran tertentu. Masing-masing kotak memuat sejumlah bibit dengan jenis yang sama. Kegiatan pembibitan, pemeliharaan bibit dan penyulaman bibit tanaman dilakukan dalam bedeng persemaian ini. Bedeng semai dinaungi paranet 75%.
2. Menyiapkan media tanam
Sebagai media tanam untuk bibit rehabilitasi akan menggunakan pupuk kompos yang akan didatangkan dari kopera Bina Unyap Usaha di Desa Nanga Yen yang memiliki usaha pembuatan pupuk kompos. Media kompos akan dicampur dengan tanah organik yang diperoleh dari permukaan tanah yang ada di sekitar persemaian atau hutan. Perbandingan kompos dan media tanah 1:2. Media tanah dimasukan kedalam polybag ukuran 15 x 20.
3. Penyiapan bibit cabutan anakan alam
Untuk memperoleh bibit, tim rehabilitasi akan menyediakan bibit secara vegetative dengan cara cabutan anakan alam, tinggi bibit yang akan diambil 15-20 cm, bibit diambil dengan cara hati-hati bersama dengan tanahnya, bibit ditempatkan dalam wadah atau karung goni yang dibasahi untuk menjaga kelembaban. Bibit kemudian dimasukan kedalam polybag/ecopolybag yang telah disiapkan
4. Pembuatan jalur tanam
Jalur tanam dibuat untuk memudahkan penanaman dan sekaligus sebagai panduan penggalian lubang tanaman dan pemasangan ajir. Selain itu jalur tanaman juga dapat dipergunakan sebagai sarana jalan pengangkutan bibit tanaman ke lubang tanam, maupun pada saat memantau tanaman. Jalur tanaman dibersihkan dari rumput dan semak belukar yang ada.
5. Pemasangan ajir
Pasang ajir sebagai penanda tempat penanaman bibit. Ajir harus dibuat dari bambu atau tanaman semak belukar yang telah ditebas untuk memudahkan kegiatan penanaman, tinggi ajir 1.5 m
6. Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dan pemasangan ajir pada jalur tanam adalah berjarak 5 m x 10 m lubang tanam sehingga 1 ha dapat ditanami sekitar 200 batang tanaman. Lubang tanaman dapat dibuat dengan cara ditugal menggunakan kayu ataupun dengan cara dicangkul. Bersihkan area lubang tanam dari gulma.
7. Pendistribusian dan Penanaman Bibit Tanaman
Kegiatan penanaman dimulai dari pengangkutan bibit yang telah diseleksi dari persemaian lapangan untuk kemudian ditanam di lokasi penanaman yang telah ditentukan. Untuk mengangkut bibit tanaman dari bedeng persemaian diperlukan sarana angkut yang cukup memadai untuk membawa bibit tanaman dalam polybag secara aman.
B. Penanaman
1. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi stress pada tanaman akibat panas terik matahari.
2. Ada baiknya bibit tanaman disiram terlebih dahulu sebelum diangkut ke lubang tanam.
3. Sebelum dimasukkan ke lubang tanam, polybag dibuak dengan cara memotong bagian sisi polybag tersebut.
4. Bibit tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanam, kemudian ditutup dengan tanah bekas galian lubang tanaman dan dipadatkan.
5. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat awal musim hujan atau akhir musim kemarau untuk menghindari kekeringan.
C. Pemeliharaan Tanaman
1. Pemeriksaan kondisi fisik tanaman
Kegiatan pemantauan pertumbuhan tanaman pertama kali dilakukan sebaiknya pada 3 bulan setelah penanaman. Pemantauan berikutnya dilakukan setiap 6 bulan (2 kali dalam setahun). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tanaman tanaman, serta persentase hidup dan mati tanaman.
2. Pembersihan tanaman dari gulma dan tanaman pengganggu
Bibit tanaman yang baru harus dipelihara agar terbebas dari tanaman pengganggu (gulma). Untuk itu pembersihan tanaman dari gulma dan tanaman pengganggu perlu dilakukan dan waktunya bersamaan dengan pemeriksaan kondisi fisik tanaman.
3. Pemupukan
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka perlu dilakukan pemupukan. Kegiatan pemupukan dilaksanakan pada tahun pertama setelah penanaman dengan jenis dan dosis sesuai yang telah ditetapkan
4. Penyulaman
Dalam kegiatan penanaman, tentu akan didapati tanaman yang mati. Untuk itu perlu dilakukan penyulaman tanaman yang mati tersebut agar jumlah akhir bibit yang ditamnam sama dengan jumlah awal penanaman. (ros)