Desain rencana bisnis sedang diajarkan oleh PRCF Indonesia

Desain Rencana Bisnis untuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Madu telah disusun. Bahkan, apa yang telah didesain sudah dijalankan. Sebagai bukti, madu hutan yang dikelola KUPS Madu sudah diserap pasar 100 persen.

“PRCF Indonesia selalu mengajarkan ke mitra binaan untuk membuat Desain Rencana Bisnis sebelum melakukan usaha. Dengan desain ini sebagai kerangka acuan agar usaha yang dijalankan sesuai recana. Tidak boleh boleh melenceng dari desain rencana bisnis,” kata specialist livelihoods PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut, Senin (11/5/2020).

Untuk merancang desain rencana bisnis mengacu pada KUPS daerah yang sudah sukses. KUPS Madu di bawah LPHD Lauk Bersatu terbilang baru. Tentu harus lebih banyak belajar dengan KUPS duluan sukses. Salah satu yang harus ditiru adalah membuat desain rencana bisnis.

“Penyusunan DRB sudah dirancang, lalu berikutnya belajar menyusun Rencana Anggaran Biaya atau RAB. Ini semacam proposal. Jadi ingin melakukan kegiatan madu, harus sudah siap dengan DRB dan RAB ini. Dari sinilah, PRCF sebagai fasilitator mempelajari apakah desain rencana bisnis dan RAB bisa disetujui atau tidak,” papar Azri.

Dalam penyusunan tersebut, PRCF juga ikut mendampingi agar sesuai dengan standar. Awalnya mungkin mereka sedikit kesulitan, karena DRB itu baru pertama kali diperkenalkan. Selama ini, dalam pengelolaan mau, tanpa itu semua. Ketika diminta membuat DRB, pasti mereka sedikit agak kesulitan.

“Inikan hanya tahap awal. Kita yakin, mereka akan terbiasa nantinya. Dengan desain rencana bisnis inilah para pemodal bisa mempelajari dulu seperti apa kegiatan yang akan dilaksanakan. Semua kegiatan harus terukur dan realistis,” tambah Azri.

Penyusun DRB dan RAB

Kegiatan penyusunan DRB dan review RAB digelar 6 Februari 2020 lalu. Dimulai dari pagi hari pukul 09.00 WIB.  Diawali dengan pembuatan dokumen DRB oleh KUPS Madu. Dalam pembuatannya didampingi oleh fasilitator. Pendampingan meliputi penyusunan narasi DRB, kesesuaian rencana dengan BMC (Business Model Canvas) dan review Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kegiatan oleh KUPS Madu diselesaikan siang hari (pukul 12.00 WIB).

Selanjutnya, pendampingan teknis dilanjutkan ke KUPS Karet, mulai pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Kegiatan KUPS Karet identik sebagaimana  pendampingan kepada KUPS Madu, yaitu penyusunan narasi DRB, kesesuaian rencana dengan BMC dan review Rencana Anggaran Biaya (RAB). Malam harinya, dilakukan review atas DRB yang telah disusun, dengan turut serta mengundang perwakilan dari KUPS Ikan, Rotan dan Ekowisata.

Harapannya, mereka juga turut terinformasikan mengenai dokumen DRB dan bagaimana penyusunannya. Oleh fasilitator, kepada seluruh KUPS ditekankan mengenai pentingnya DRB ini yaitu sebagai dasar dan kerangka dari kegiatan usaha, dan juga sebagai syarat untuk pencairan modal dana bergulir dari LPHD Lauk Bersatu. (ros)