Ekologi telah menjadi perhatian utama Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati). Setiap program selalu berbicara ekologi. Yayasan ini menyakini, dengan memperhatikan dan membangun ekologi pasti berdampak pada ekonomi dan sosial di masyarakat.
“Sebenarnya, Yayasan Kehati tidak sekadar berbicara ekologi semata. Namun, di balik itu semua, apabila ekologi dikelola dengan baik pasti memberikan mendorong peningkatan ekonomi dan sosial,” kata perwakilan Yayasan Kehati, Ali H Safari dalam pelatihan pengelolaan dana hibah siklus5 secara daring, Kamis (15/4/2021).
Dijelaskan Ali, Kehati telah bekerja sama dengan lebih 1000 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Semua kerja sama tersebut terkait ekologi atau membangun sinergisitas antara masyarakat dengan lingkungannya. Semua program tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung semua pihak.
“Kepada semua mitra hendaknya menjalin hubungan baik dengan pemerintah setempat, swasta, dunia pendidikan, atau siapa saja yang berhubungan dengan program harus dibangun komunikasi. Dengan hubungan baik ini, program yang telah direncanakan pasti berjalan baik,” anjur Ali.
Pelatihan tersebut sudah berlangsung dua hari. Tidak kurang 26 mitra mengikuti pelatihan itu. Salah satu mitranya adalah PRCF Indonesia. Pelatihan kali ini lebih banyak berbicara secara teknis terkait pengajuan anggaran.
Untuk mengajukan anggaran atau proposal, ada sejumlah persyaratan yang mesti dipenuhi oleh mitra. Semua syarat itu telah dijelaskan dengan rinci dalam pelatihan. Tidak hanya pengajuan anggara, cara mempertanggungjawabkan anggaran juga dilatih sedemikian rupa. Semuanya agar setiap anggaran bisa dipertanggungjawabkan dengan benar.
Mengenal Program Kehati
Yayasan Kehati merupakan lembaga nirlaba yang mengemban amanat untuk menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana hibah bagi pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selama lebih dari dua dekade, Kehati telah bekerja sama dengan lebih dari 1000 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta. Dana hibah tersebut antara lain berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, endowment fund, filantropi, dan crowd-funding.
Program-program Kehati mengacu pada rencana strategis organisasi yang disusun setiap lima tahun dimana pada tahun 2019 Kehati meluncurkan renstra terbaru untuk periode 2019-2023. Terdapat empat pendekatan program (kewilayahan ekologi, pelibatan dan partisipasi publik, berbasis masyarakat lokal dan adat, dan tatakelola yang baik) dan 5 tujuan strategis sebagai berikut:
- Program pelestarian dan pemanfaatan nilai-tambah keanekaragaman hayati secara berkelanjutan diterapkan secara lebih luas dan efektif serta mampu membangun kemandirian pelaksanaannya di lapangan.
- Kebijakan dan regulasi terkait konservasi keanekaragaman hayati yang berkeadilan serta tata kelola yang baik disusun dan diterapkan berdasarkan hasil pembelajaran, kearifan lokal dan ilmu pengetahuan.
- Dukungan publik dan peran serta masyarakat terhadap konservasi keanekaragaman hayati maupun perbaikan tatakelolanya menjadi lebih nyata, kuat dan meluas.
- Sumber pendanaan konservasi keanekaragaman hayati lebih banyak dan beragam, lebih inovatif, serta lebih mudah di akses dan disalurkan.
- Kelembagaan KEHATI menjadi lebih efektif, efisien, dan adaptif untuk mendukung tercapainya strategi dan tujuan program dalam jangka panjang (ros)