Fasilitasi Asisten Bisnis atau pendampingan kepada lima KUPS di Nanga Lauk terus dilakukan secara berkala. Kali ini kegiatan Facilities Busines Assitence digelar di Kantor LPHD Lauk Bersatu, 20-23 Maret 2021.
Sebagai fasilitator kegiatan itu Azri Ahmad, Program Specialist for Livelihood PRCF Indonesia. Sesuai tujuan dari program perhutanan sosial dan amanah program SCCM, Azri melakukan review, pemeriksaan dan pendampingan kegiatan usaha lima KUPS di Nanga Lauk. Fasilitasi Asisten Bisnis ini rutin dilakukan.
“Pendampingan usaha ini masih intensif dilakukan mengingat usia kelompok masih sangat muda. Mereka baru memulai efektif Januari 2020, dan ada yang baru memulai di Agustus 2020. Khusus laporan keuangan, pemahaman mereka belum merata. Rata-rata belum familiar dengan laptop dan microsoft office, belum lagi ilmu pembukuan mereka sama sekali awam. Namun demikian, kita patut bersyukur dengan segala keterbatasan itu, seluruh KUPS di Nanga Lauk sudah memiliki laporan keuangan yang lengkap,” jelas Azri.
Dari lima KUPS yang ada, semuanya sudah aktif berkegiatan usaha. KUPS Madu dan KUPS Ikan sudah membukukan keuntungan. Sedangkan tiga KUPS yang lain masih berproses. “Setiap usaha mempunyai aset, bidang dan pendekatan yang berbeda, sehingga kecepatan pencapaian keuntungan juga berbeda. Itulah tantangan yang ada, yang direspon secara positif oleh setiap kelompok,” tambahnya.
Pada Maret 2021 ini, selain agenda rutin review dan pemeriksaan laporan keuangan, juga dilakukan refocusing Rencana Kerja Tahunan 2021 yang diproyeksikan ke tahun 2022. “Di tahun kedua program ini, target kita adalah kemandirian usaha dari setiap kelompok. Untuk kesana, program kerja direncanakan dan dilaksanakan oleh kelompok. Sebagai bukti keseriusan, indikatornya di tahun ini kelompok melakukan pengurusan akte notaris dan perizinan usaha. Dengan legalitas dan perizinan yang lengkap itulah, usaha kelompok akan meraih pasar yang lebih luas,” tekad Azri.
Studi Banding
Kegiatan pendampingan ini akan dilanjutkan dengan studi banding pengelolaan usaha di Hutan Desa Mensiau, Batang Lupar Kapuas Hulu pada 23-25 Maret 2021. Adanya studi banding tersebut untuk menimba pengalaman dari warga Mensiau dalam mengelola hutan.
“Kita baru setahun lebih dalam mendampingi warga Nanga Lauk dalam mengelola hutan. Tentunya kita perlu banyak belajar terutama dari yang sudah berpengalaman. Studi banding ke Mensiau dalam rangka itu,” ujar Azri. (azr/ros)