Kampanye Orangutan

Pontianak, 21 Agustus 2023 – Dalam rangka memperingati Hari Orangutan Sedunia, Yayasan PRCF Indonesia, organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), dan Silva dari Universitas Tanjungpura (UNTAN) mengajak warga Pontianak untuk ikut memiliki kepedulian pada perlindungan Orangutan dan konservasi alam. Acara berlangsung di Tugu Digulis Pontianak pada 20 Agustus 2023.

Orangutan, salah satu spesies paling ikonik dan terancam punah di Indonesia, menghadapi tantangan besar akibat hilangnya habitat, perdagangan satwa liar ilegal, dan aktivitas antropogenik lainnya. Upaya kolaboratif PRCF Indonesia, MAPALA, dan Silva PC Untan bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa persoalan tersebut masih ada.

Kampanye Orangutan PRCF
Relawan membentangkan spanduk kampanye Orangutan di perempatan Tugu Digulis, Pontianak.

Acara kampanye yang diusung oleh PRCF Indonesia, MAPALA, dan Silva PC UNTAN berisi dengan kegiatan berbagi kipas, sticker, maupun gantungan kuncul yang bergambar Orangutan dan bertuliskan “Hari Orangutan Sedunia”. Aksesoris tersebut dibagikan kepada warga yang sedang berhenti di lampu merah, di Tugu Digulis, Pontianak.

Perwakilan dari PRCF Indonesia, MAPALA, dan Silva PC Untan hadir langsung untuk berinteraksi dengan masyarakat.

“Hari Orangutan Sedunia adalah kesempatan penting bagi kami untuk meningkatkan upaya kami dalam menjaga orangutan dan habitatnya,” demikian Rio Afiat, perwakilan PRCF Indonesia menyampaikan maksud kegiatan ini. “Melalui kerjasama seperti ini dengan MAPALA Untan, kami berharap dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab di masyarakat dan mendorong mereka untuk menjaga lingkungan kita.”

Hal senada disampaikan juga oleh Wewen, dari Silva PC UNTAN. Mewakili teman-temannya, ia mengungkapkan komitmen Silva PC UNTAN terhadap konservasi.

Kampanye Orangutan PRCF Mapala UNTAN
Relawan membagikan aksesoris kepada masyarakat.

“Sebagai pendukung semangat alam dan satwa liar, kami percaya pada kekuatan aksi kolektif. Kolaborasi kami dengan PRCF Indonesia menandakan dedikasi kami untuk melestarikan orangutan untuk generasi mendatang.”

Acara di Tugu Digulis Pontianak ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan kecil sangat berarti dalam upaya melindungi Orangutan dan habitatnya. Terlebih lagi, kegiatan dilaksanakan di kala Pontianak dan sekitarnya masih diselimut kabut asap akibat kebakaran lahan.

“Persoalan lingkungan, habitat satwa, memerlukan kepedulian bersama, tidak hanya semata satu atau dua pihak. Harusnya, kebut asap ini menjadi alarm bagi kita, sudah sejauh mana kita berupaya melindungi alam kita?” tutup Rio Afiat.***