Hutan Desa Bukit Belang di Desa Tanjung Kapuas Hulu memiliki potensi stock carbon 198,5 juta ton carbon (tC). Hal ini berdasarkan perhitungan yang dilakukan PRCF Indonesia. Potensi karbon ini tetap harus dipertahankan dengan cara menjaga hutan desa terjaga dengan baik.
“Kita mencoba melakukan perhitungan stock carbon untuk hutan desa Bukit Belang. Ini yang pertama kita lakukan. Semoga ini menjadi referensi untuk perhitungan stock carbon di hutan desa lainnya,” kata Fasilitator Konservasi Hutan PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut di kantornya, Kamis (2/12/2021).
Dipaparkan Yadi, jumlah stock carbon di Hutan Desa Bukit Belang 198.523,550 tC. Jumlah ini didapat dari penutupan lahan tahun 2019 yang terdiri dari belukar luasnya 102.523 hektare stock carbon 307.569 tC. Hutan lahan kering sekunder 18.963.905 hektare dengan stock carbon 181.202.006 tC. Pertanian lahan kering 236.584 hektare dengan stock carbon 236.584 tC. Pertanian lahan kering campur 5.567.271 hektare dengan stock carbon 16.701.814 tC dan Tanah terbuka 302.304 hektare dengan stock carbon 75.576 tC.
“Data tersebut diperoleh dari perkalian antara luas tutupan lahan tahun 2019 dari KLHK yang ada dalam hutan desa dengan C FREL Nasional,” ungkap alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.
Jadi Tenaga Ahli
Untuk menghitung karbon tidak bisa sembararngan. Ada metodologi sendiri dan biasa dilakukan mahasiswa Fakultas Kehutanan. Yadi Purwanto merupakan alumni dari Fakultas Kehutanan harus mengikuti pelatihan lagi untuk bisa menghitung karbon. Dengan kemampuannya menghitung karbon tersebut mendapatkan apresiasi dari Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut.
“Alhamdulillah sudah bisa menghitung potensi karbonnya. Terima kasih Yadi. Ya artinya kalau ada tawaran yang terkait hal ini kita siap mengawalnya. Karena kemungkinan beberapa pengusul program PES ke Lestari Capital memerlukan tenaga ahli, dan kita bisa mengambil peran sebagai tenaga ahli penghitungan karbon,” kata Imanul saat memberikan apreasi yang sudah bisa menghitung karbon di hutan desa. (ros)