Yayasan PRCF Indonesia telah lebur bersama warga Desa Nanga Lauk, Kecamatan Embaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sejak 2016. Awalnya, lembaga ini menjalankan Program Imbal Jasa Ekosistem atas dukungan Program ADB HoB TA 8331-INO bersama LTS dan Daemeter sebagai lembaga konsultan. Tiga tahun berjalan, proses pendampingan masyarakat oleh PRCF terus berlanjut atas dukungan pembiayaan jangka panjang dari kompensasi RSPO sejak September 2019.  Program  ini  bernama  Sustainable  Commodities  Conservation  Mechanism (SCCM) atau Mekanisme Konservasi Komoditas Berkelanjutan.

Melalui kemitraan dengan Lestari Capital, Cargill Tropical Palm mengembangkan SCCM untuk mendukung dan melaksanakan program jangka panjang dengan aman dan baik. Ini juga menjadi bagian dari upaya memperkukuh komitmen mereka terhadap pelestarian hutan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat. Sebagai implementor program, PRCF berkomitmen bekerja di Hutan Desa Nanga Lauk (HDNL) bersama LPHD Lauk Bersatu.

HDNL mencakup areal seluas 1.430 hektar terdiri atas hutan rawa gambut, tanah rawa, dan danau. Hutan desa ini mendukung kehidupan sebanyak 757 jiwa penduduk atau 233 kepala keluarga (2022). Kawasan ini telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat melalui berbagai kegiatan. Di antaranya menangkap ikan, bercocok tanam, dan memanen hasil hutan bukan kayu seperti rotan dan madu.

Kondisi seperti ini memerlukan pengelolaan kawasan secara berkelanjutan agar hutan dan sungai tetap memberikan manfaat bagi masyarakat dengan menyediakan sarana untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Itulah satu-satunya cara agar masyarakat dapat menerima manfaat dari ekosistem dan sumber daya alam secara turun- temurun. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat membantu masyarakat mencari nafkah sekaligus berkontribusi kembali ke hutan.

Menjaga Keaneragaman Hayati

Program hutan desa memungkinkan anggota masyarakat untuk melindungi dan mengelola hutan serta memperoleh penghasilan dari pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Program ini juga membantu masyarakat meningkatkan mata pencaharian melalui pelatihan di berbagai bidang seperti patroli hutan, keterampilan bisnis, pemasaran dan pengembangan bisnis, pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam seperti rotan, bambu, madu, serta ekowisata.

SCCM yang diprakarsai oleh Lestari Capital adalah mekanisme pelopor untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mengintegrasikan – secara aman dan transparan – dampak positif jangka panjang dari inisiatif lingkungan dan konservasi ke dalam rantai pasokan mereka. Inisiatif konservasi yang didukung oleh SCCM adalah inisiatif yang melestarikan dan merestorasi hutan di Indonesia dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT). Inilah faktor penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mitigasi krisis iklim dunia.

Oleh, Andi Fachrizal, Evaluator Eksternal Yayasan PRCF Indonesia