Keluarga besar PRCF Indonesia menyatakan ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Hamdi bin Masrah, anggota tim patroli hutan LPHD Pundjung Batara Desa Nanga Betung. Hamdi meninggal saat melakukan patroli hutan, 6 Agustus 2022. Jenazah beliau sudah dimakamkan pada hari itu juga.
“Kita baru saja melakukan belasungkawa atau ta’ziah ke rumah duka di Desa Nanga Betung. Kita menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian almarhum. Selain itu, kita juga ada memberikan santunan buat keluarga yang ditinggal,” kata Fasilitator Konservasi Hutan PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut usai mengunjungi rumah duka.
Dijelaskannya, Hamdi tergabung dalam tim patroli hutan LPHD Pundjung Batara. Di usinya yang tidak muda lagi, beliau masih sangat peduli terhadap kelestarian hutan desanya. Setiap ada patroli hutan, almarhum selalu ikut serta.
“Beliau memiliki pengalaman luas dalam penguasaan hutan. Pengalamannya tersebut ingin dibagikan ke generasi yang lebih muda. Kemudian, kehadiran beliau dalam tim patroli sedikit banyak memberikan motivasi bagi kawan-kawannya yang lebih muda,” papar alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.
Usai bertemu dengan pihak keluarga almarhum Hamdi, Yadi atas nama Keluarga Besar PRCF Indonesia menyampaikan duka mendalam atas kepergian almarhum. Pihak Direktur PRCF beserta seluruh pengurus yang lain merasa kehilangan. Lalu, mendoakan agar seluruh amal baik almarhum diterima oleh Allah Swt.
“Almarhum sebagai teladan bagi generasi muda harus peduli terhadap kelestarian hutan. Perlu semangat dan bukti nyata untuk menjaga agar hutan desa tetap terjaga dengan baik. Salah satu caranya, dengan melakukan patroli untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan hutan,” jelas Yadi.
Jadikan Motivasi
Selama PRCF Indonesia melakukan pendampingan dalam patroli hutan, baru kali ini terjadi ada personel meninggal dunia. Peristiwa ini akan bahan evaluasi untuk seluruh tim patroli hutan yang lain. Sebelum melakukan patroli, pastikan seluruh personel sehat jasmani dan rohani.
“Semua ini akan menjadi pelajaran berharga. Ke depan dalam melakukan patroli hutan, sebelumnya memang harus memastikan seluruh personel dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kalau memang ada sedikit saja gangguan kesehatan, sebaiknya jangan ikut untuk sementara,” imbau Yadi.
Walau demikian, peristiwa ini bisa juga dijadikan motivasi untuk terus bersemangat dalam melakukan patroli hutan. Patroli hutan butuh perjuangan dan semangat. Jangan sampai semua itu padam. Kalau sempat padam, lantas siapa yang akan menjaga hutan desa.
“Saya berharap, seluruh personel tim patroli hutan jadikan peristiwa ini sebagai motivasi. Jangan pantang menyerah. Kita mesti melanjutkan perjuangan almarhum untuk terus menjaga hutan desa,” ajak Yadi. (ros)