Keterlibatan perempuan dalam penanaman bibit pohon pakan lebah

Keterlibatan perempuan dalam konservasi hutan terimplementasi dengan baik di Desa Nanga Lauk. Dalam setiap kegiatan konservasi yang dilakukan LPHD Lauk Bersatu dengan didampingi PRCF Indonesia sering melibatkan perempuan. Bahkan, dalam komposi pengurus LPHD maupun KUPS, selalu ada keterwakilan perempuan.

“Bahkan, Ketua KUPS Ekowisata dijabat oleh perempuan, yakni Rosa. Dijajaran pengurus LPHD juga ada keterlibatan perempuan. Jadi, perempuan tetap kita tempatkan dalam program konservasi hutan di Desa Nanga Lauk,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut di kantornya, Senin (9/11/2020).

Indonesia sudah lama menerapkan program pembangunan dengan melibatkan perempuan. Ada istilah emansipasti wanita, artinya antara laki-laki dan perempuan kedudukannya sama dalam membangun negara ini. Di dunia politik juga demikian, harus ada keterlibatan 30 persen perempuan dalam pencalonan legislatif. PRCF Indonesia juga demikian, tetap memperhatikan peran serta perempuan dalam setiap programnya.

Belum lama ini, LPHD didampingi PRCF menggelar Festival Makanan Tradisional. Pada festival ini seluruhnya melibatkan perempuan. Semua tahu, yang namanya memasak, pasti jagonya kaum perempuan. Potensi memasaknya tersebut diberdayakan agar memenuhi standar. Selain itu, memperkenalkan masakan lokal khas Nanga Lauk.

“Pada saat kita mendampingi penanaman bibit pohon pakan lebah beberapa bulan lalu, juga banyak melibatkan kaum perempuan. Walaupun aksi penanaman itu berada jauh di hutan, kaum perempuan tetap piawai dan tidak kalah dengan kaum lelaki. Kita juga pernah menggelar pelatihan anyaman keladi air. Pesertanya rata-rata dari kaum perempuan,” papar Imanul.

Peran perempuan sangat penting dalam program konservasi hutan. Jangan dikira mereka lemah. Mereka justru memberikan kontribusi besar dalam program ini. PRCF Indonesia selalu memberikan porsi khusus keterlibatan perempuan.

Kaderisasi Konservasi

Selain memperhatikan keterlibatan perempuan, PRCF Indonesia juga berusaha untuk melakukan kaderisasi. Pemuda Nanga Lauk yang memang peduli terhadap hutan dan lingkungannya, selalu dilibatkan. Sebab, merekalah yang nantinya akan melanjutkan program konservasi hutan di desanya.

“Kaderisasi ini sangat penting demi keberlanjutkan program konservasi. Di tangan para pemuda Nanga Lauklah nantinya program ini terus berjalan. Sebagai contoh, Sekretaris LPHD, Arsyad itu masih muda belia yang peduli terhadap keberadaan hutan. Semakin banyak pemuda dilibatkan tentu semakin baik,” tambah Imanul. (ros)