Masyarakat Desa Nanga Lauk, kesehariannya berkerja sebagai nelayan. Mereka memanen ikan di beberapa sungai dan danau di sekitar kampung, dimana hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhans sendiri dan sebagian dijual. Mata pencaharian ke dua adalah budidaya karet. Akan tetapi pemanenan karet sangat tergantung pada kondisi cuaca. Jika musim hujan tiba, kegiatan menoreh karet berkurang karena produksinya getah yang dihasilkan dari pohon karet juga berkurang. Bahkan kondisi lahan cenderung banjir atau tergenang air.
Budidaya karet di Desa Nanga Lauk masih dilakukan secara tradisional dengan menanam jenis lokal. Karet yang telah disadap ditampung pada wadah seperti tempurung atau plastik bekas oli dalam bentuk kulat. Harga jual dari karet ini relatif rendah, saat ini berkisar antara Rp 5.000 – Rp 6.000 per kg. Harga ini sangat dipengaruhi oleh kualitas karet yang dijual kepada pengumpul. Untuk meningkatkan harga jual karet ini diperlukan perlakuan khusus dan untuk meningkatkan kuantitas produksi karet juga harus menggunakan jenis pohon yang unggul.
Saat ini pengetahuan masyarakat di Desa Nanga Lauk untuk pengolahan paska panen terhadap karet serta budidaya karet unggul masih sangat terbatas. Untuk meningkatkan pegetahuan dan keterampilan masyarakat tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas petani karet di Desa Nanga Lauk. Sehubungan dengan hal tersebut, PRCF Indonesia dengan dukungan Asian Development Bank melaksanakan kegiatan Kunjungan Belajar Masyarakat Desa Nanga Lauk ke Desa Tanjung. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 22 – 24 Juli 2017 di Desa Tanjung, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu.
Pemilihan Desa Tanjung sebagai tujuan kunjungan belajar berhubungan dengan pengalaman Desa Tanjung dalam mengelola Bahan Olahan Karet Kering (BOKAR) dan karet unggul.
Adapun tujuan dari kunjungan belajar dan pelatihan ini adalah:
- Meningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan Bahan Olahan Karet Kering (BOKAR) dan karet unggul
- Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan usaha karet secara bersama
- Memperkuat kemampuan masyarakat dalam pengembangan usaha karet secara bersama
Pelatih pada kegiatan ini berasal dari petani karet Desa Tanjung yang tergabung dalam kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Apang Semangai Desa Tanjung. Pelatih utamnya adalah Bapak P. Sabang dan dibantu beberapa asisten pelatih yaitu H. Oban, B. Layo dan Janulius. Sedangkan peserta kegiatan ini adalah masyarakat Desa Nanga Lauk sebanyak 20 peserta terdiri 12 orang laki – laki dan 8 orang perempuan.
Menyusuri Sungai Palin
Keberangkatan peserta dimulai pada pukul 07.50 WIB, rombongan berangkat dari Desa Nanga Lauk dengan menyusuri sungai Palin menuju Desa Nanga Nyabau menggunakan longboat. Romobongan tiba di Nanga Nyabau sekitar pukul 11.20 WIB atau dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam. Dari Desa Nanga Nyabau, perjalanan dilanjutkan dengan mobil. Peserta terbagi menjadi 4 rombongan, masing-masing mobil terdiri dari 5 orang peserta dan di dampingi Fasilitator Plan Vivo, Fasilitator Desa dan Asisten Fasilitator dari PRCF Indonesia. Perjalanan dari Desa Nanga Nyabau ke Desa Tanjung memakan waktu sekitar 2 jam (tiba sekitar pukul 13.30 WIB).
Setiba di Desa Tanjung, peserta disambut oleh perangkat desa dan beberapa ibu-ibu anggoa koperasi. Rombongan beristirahat hingga menjelang acara pembukaan pukul 16.00 WIB. Pembukaan dihadiri oleh wakil pemerintah Desa Tanjung, pengurus GAPOKTAN, pengurus LPHD dan pengurus Koperasi Tuah Sidi Easi dan masyarakat Desa Nanga Lauk yang menjadi peserta kegiatan. Pada acara ini disampaikan sambutan dari fasilitator Plan Vio yang menjelaskan tentang gambaran umum peserta, jumlah peserta, tujuan kegiatan, dan waktu pelaksanaan kegiatan. Sedangkan dari Pemerintah Desa Tanjung diwakili oleh Sekretaris Desa yaitu Sugianto Tamim yang menyambut kehadiran peserta kunjungan belajar ini memberikan gambaran singkat tentang Desa Tanjung, fasilitasi yang tersedia di tempat penginapan, konsumsi mendorong suasana yang lebih akrab. Kemudian pada akhir sesi, beliau membuka acara kegiatan kunjungan belajar ini.
Acara selanjutnya adalah perkenalan antar peserta dan beberapa warga yang ikut hadir dalam acara pembukaan. Perkenalan juga dilakukan dengan memperkenalkan kelembagaan yang ada di masing-masing desa, seperti LPHD, Koperasi, dan GAPOKTAN. Kegiatan ini selesai pada pukul 17.30 WIB dan dilanjutkan dengan istirahat hingga pukul 20.00 WIB.
Pada sesi malam, ada sesi tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi masyarakat Desa Nanga Lauk tentang Imbal Jasa Ekosistem dan Sertifikasi. Materi ini sebelumnya sudah pernah diterima oleh pengurus LPHD di Desa Nanga Lauk, namun sebagian besar peserta kunjungan belajar kali ini belum mendapatkan informasi tersebut, sehingga penting untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan menyampaikan pengetahuan tentang Imbal Jasa Ekosistem dan Sertifikasi. Sesi diskusi ini selesai sekitar pukul 21.00 WIB, dan peserta dapat beristirahat.
Hari Kedua; Minggu, 23 Juli 2017
Kegiatan pada hari kedua ini, dimulai pada pukul 08.00 WIB diawali dengan pengarahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu hari oleh Fasilitator Plan Vivo kemudian dilanjutkan dengan pembacaaan do’a oleh wakil peserta (Bapak Hamdi, ketua LPHD). Setelah itu peserta menuju ke gudang pengeringan karet BOKAR. Di gudang ini, Bapak Sabang menyampaikan informasi mengenai fungsi gudang, proses jual beli yang dilakukan oleh pengurus BOKAR dan anggota kelompok tani serta proses pembangunan gudang pengering.
Selesai dari gudang pengering, peserta kembali ke tempat pertemuan di balai desa. Sebelum penyampaian materi oleh Pak Sabang, acara diisi denga ice breaking yang difasilitasi oleh asisten fasilitator (Sdr. Rio) dengan permainan “Ini Apa?”. Permainan ini dimaksudkan untuk melatih konsentrasi peserta.
Setelah permainan selesai, penyampaikan materi tentang BOKAR dilakukan oleh Pak Sabang hingga pukul 11.30 WIB, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan pemutaran film tentang pengolahan karet, dan kegiatan selesai pada pukul 12.00 WIB. Materi yang disampaikan merupakan pedoman jaminan mutu bahan olahan karet rakyat (BOKAR), terdiri dari:
- Sekilas tentang Karet dan Persiapan Pengolahan BOKAR
- Pengertian Bahan Olahan Karet (BOKAR) dan SIR (Standard Indonesian Rubber)
- Jenis Bahan Olahan Karet dan Standar Mutunya
- Ruang Lingkup Pengelolahan dan Penjaminan Mutu BOKAR
- Persyaratan Kelompok Pengolahan dan Pemasaran BOKAR
- Persiapan Penerapan Jaminan Mutu BOKAR
- Struktur Kelompok Pengolahan dan Pemasaran BOKAR
- Tugas dan Fungsi masing-masing Pengurus
- Persyaratan Penerapan Jaminan Muto BOKAR
- Sistem Pengendalian Mutu Internal (ICS): Persiapan lahan, Pemupukan, Pesiapan panen / penyadapan
Panen, Pengangkutan dari lokasi kebun ke gudang, Tugas-tugas pokok pengurus dan anggota pengelola BOKAR, Proses pembentukan dan tugas pokok kelompok. - Pola Pembelian dan Skema bagi hasil
- Permasalahan dan Hambatan KPPB
- Penutup
Kegiatan berikutnya adalah kunjungan ke kebun karet dan kakao untuk melihat proses pengumpulan karet di lapangan. Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 14.30 WIB hingga 15.30 WIB. Agenda selanjutnya adalah kegiatan olah raga permainan volly ball hingga pukul 17.30 WIB. Permainan ini dimaksudkan untuk menambah keakraban antar peserta kunjungan belajar dan warga setempat.
Kegiatan malam hari dilanjutkan sekiar pukul 20.30 WIB dengan mendiskusikan topik tentang sertifikasi Plan Vivo. Proses diskusi ini difasilitasi langsung oleh fasilitator plan vivo dan asisten fasilitator. Secara ringkas informasi yang didiskusikan adalah Plan Vivo dalam berbagai perspeketif, Lembaga-lembaga sertifikasi dalam imbal jasa ekosistem, tujuan sertifikasi imbal jasa ekosistem, dan Langkah-langkah dalam pengajuan sertifikasi. Paparan tentang Plan Vivo selesai pada pukul 21.00 WIB, dan peserta langsung beristirahat.
Hari Ketiga; Senin, 24 Juli 2017
Hari ketiga dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dengan materi permainan untuk meningkatkan hubungan keakraban antar peserta. Peserta diminta membuat satu baris horizontal secara acak, kemudian fasilitator meminta peserta menyusun kembali barisannya berdasarkan huruf abjad tanpa harus bersuara. Peerintah berikutnya peserta diminta untuk membentu barisan dari kanan ke kiri berdasarkan usianya tanpa harus bersuara. Perintah tersebut dilakukan oleh peserta dengan sukacita sehingga membentuk barisan sesuai dengan perintah dari fasilitator. Setelah selesai permainan, asisten fasilitator menyampaikan agenda belajar hari ketiga, yaitu belajar dan praktek okulasi karet unggul.
Penyampaian materi tentang okulasi karet unggul disampaikan oleh tim nara sumber / pelatih dari Desa Tanjung yang dipimpin oleh Pak Sabang. Materi yang disampaikan adalah terkait dengan Teknis Budidaya Karet Okulasi, materi ini merupakan pengantar bagi peserta sebelum melakukan praktek di lapangan, terdiri dari:
- Pembibitan; (1) Persemaian perkecambahan, (2) Persemaian bibit, (3) Pembuatan kebun entrys, (4) Persiapan okulasi karet.
- Teknis Dasar Okulasi Karet
Hari Keempat; Selasa, 25 Juli 2017
Hari keempat adalah hari terakhir keberadaan peserta Kunjungan Belajar Petani Karet Desa Nanga Lauk di Desa Tanjung. Setelah sarapan selesai, tepat sekitar pukul 09.00 mobil jemputan tiba di kantor balai desa. Peserta mulai bergegas untuk memasukan barang mereka ke mobil dan berpamitan dengan anggota masyarakat dan pemerintah desa yang ada di kantor balai desa. Setelah selesia, semua peserta bergegas masuk ke mobil dan meluncur ke Putussibau. Di Putussibau peserta beristirahat sebentar dan menikmati makan siang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Nanga Lauk.
Penutup
Sampai hari terakhir kegiatan, para peserta tetap bersemangat antusias dalam mengikuti semua materi belajar dan praktek. Komposisi peserta yang beragam tidak menjadi penghalang antusias seluruh peserta untuk mengetahui dan belajar tentang BOKAR dan okulasi karet unggul di Desa Tanjung.
Tindak lanjut dari pelaksanaan ini adalah fasilitasi pelatihan pengelolaan BOKAR dan okulasi karet unggul di Desa Nanga Lauk yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Septeber 2017. Para peserta juga siap untuk mengorganisir petani karet yang berminat dan memfasiitasi transfer pengetahuan yang telah mereka terima selama di Tanjung.
Editor: Janiarto Paradise