KUPS Ikan

KUPS Ikan binaan PRCF Indonesia akan menerima bantuan 40 ribu bibit ikan patin. Kemudian, akan menerima pakan selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara LPHD Lauk Bersatu, PRCF Indonesia dengan Kepala Bidang Budidaya Ikan Dinas Perikanan Kapuas Hulu, Sulaiman pada Senin (25/1/2021).

“KUPS Ikan akan menerima bantuan sebanyak 40 ribu bibit patin dan pakannya selama tiga bulan. Rencananya akan diserahkan pada Juni 2021. Tentunya ini sebuah perhatian besar dari Pemkab Kapuas Hulu untuk KUPS Ikan di Nanga Lauk. Kita berharap, bantuan tersebut benar-benar terwujud,” kata Spesialis Program Livelihood PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut, Selasa (26/1/2021).

Untuk memelihara ikan patin, jelas butuh keramba. Desa Nanga Lauk sebagian besar adalah air. Banyak warganya beraktivitas di atas air. Untuk memelihara ikan patin jelas sangat dibutuhkan keramba.

“Sejauh ini, KUPS Ikan punya keramba hanya bisa menampung 10 ribu bibit patin. Sisa 30 ribu bibit ikan patin itu dapat didistribusikan kepada masyarakat. Jadi, tidak hanya anggota KUPS Ikan yang akan merasakan bantuan itu, tapi juga warga Nanga Lauk lainnya,” papar Azri.

Sementara untuk pasaran ikan patin apabila nanti sudah panen, Kabid Budidaya Ikan itu menjamin ketersediaan pasar. “Tidak perlu khawatir soal pasar, pihak Kabid sudah menjamin akan hal itu.Terlebih kelompok akan menerima pelatihan budidaya ikan di balai benih di Mentebah akan mendapatkan pembinaan termasuk dalam hal ini pemasaran,” ungkap Azri.

Pelatihan Pengelolaan Ikan

Selain akan mendapat bantuan bibit ikan patin, Dinas Pertanian Kapuas Hulu juga akan menggelar pelatihan pengolahan ikan. Kepala Seksi Kelembagaan, Emi menginformasikan hal tersebut saat menerima LHPD dan PRCF Indonesia di hari yang sama.

“Untuk pelatihan pengolahan ikan, Bu Emi siap memberikan pelatihan pengolahan kerupuk kering, ikan asin hingga pengemasan. Bahkan ia siap memfasilitasi pengurusan izin PIRT ke Dinas Kesehatan,” ungkap Azri.

Emi menyarankan sebaliknya pelatihan dapat dilangsungkan berkali-kali sesuai kebutuhan kelompok tanpa harus menyediakan budget besar. Cukup mengundang pihak dinas saja. Kedepannya bisa dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan sosis, nugget, abon ikan dan produk olahan ikan lainnya. (ros)