Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Bukit Belang Desa Tanjung terus meningkatkan kemampuan di bidang organisasi. Sebelumnya dilatih mengelola keuangan, kali ini dilatih mengelola administrasi agar tertata rapi.
Pelatihan pengelolaan administrasi digelar di Kantor PRCF Indonesia di Putussibau, 26-27 Juli 2022. Tidak kurang 13 pengurus anggota LPHD Bukit Belang menjadi peserta. Pematerinya, Manager Program SCCM PRCF Indonesia, Rio Afiat.
Selama pelatihan, Rio memaparkan tentang cara mengelola administrasi mencakup teknis surat-menyurat, pengarsipan, dan pelaporan. Pemahaman terhadap administrasi itu penting. “Salah satu cara untuk melihat apakah sebuah lembaga itu bonafit atau tidak, adalah melalui tata kelola administrasinya,” tuturnya.
Pria yang telah berkerja lebih dari 5 tahun di PRCF tersebut menegaskan bahwa administrasi merupakan urat nadi dari sebuah lembaga atau organisasi. “Kalau administrasinya kacau, kacau juga berarti lembaganya,” ungkap Rio.
Dalam sebuah lembaga, penguasaan administrasi mutlak dilakukan. Lembaga akan tertata rapi apabila administrasinya juga rapi. Seluruh pengurus LPHD harus belajar tata kelola administrasi ini.

“Bagaimana menulis surat secara resmi, penomoran, surat masuk, surat keluar, lalu pengarsipannya. Semua harus dikuasai. Belum lagi pendokumentasian kegiatan, semua lewat tata administrasi yang baik. Saya berharap, LPHD Bukit Belang bisa menerapkannya dengan baik,” pinta pria kelahiran Jawai ini.
Sangat Bermanfaat
Salah satu peserta yang hadir menuturkan bahwa pelatihan administrasi ini sangat bermanfaat dalam praktik kelembagaan nantinya. “Awalnya, kami ini ngambang (bingung) kalau diminta acuan kerja. Sekarang, menjadi lebih paham dan akan dipraktikkan nantinya,” kata ketua LPHD Bukit Belang, Halirius Abas (47).
Para pengurus LPHD Bukit Belang semakin memahami tata kelola administrasi yang telah dilatih personel PRCF Indonesia. Semuanya dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Kegiatan pelatihan keuangan dan administrasi termasuk dalam program Imbal Jasa Ekosistem PRCF Indonesia. Melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan, LPHD dampingan diharapkan mampu menjadi lembaga yang mandiri, yang tidak hanya penting dalam hal pengelolaan hutan, namun juga dalam pengembangan desa. (Roz/Ros)