LPHD Lauk Bersatu Desa Nanga Lauk terus meningkatkan kemampuan personelnya. Pada pelatihan Organic Youth Camp (OYC) di Mojokerto 21-25 Februari 2023, LPHH Lauk Bersatu ambil bagian dengan mengirimkan Hendry, Ketua KUPS Ikan mengikuti pelatihan tersebut.

“Setiap tahun, kita mengirimkan peserta untuk mengikuti OYC yang digelar oleh Aliansi Organik Indonesia. Kali ini, LHPD Lauk Bersatu mengirimkan Hendry. Kita berharap Hendry mampu menyerap ilmunya dan menularkan semangat young farmer ke Desa Nanga Lauk,” kata Erik Munandar S Hut, Specialist Program Conservation PRCF Indonesia di kantornya, Kamis (23/2/2023).

Saat ini Hendry sedang mengikuti pelatihan yang berlangsung selama empat hari. Ia akan bergabung dengan peserta dari sembilan provinsi di Indonesia. Usia peserta antara 20-35 tahun, dan itulah disebut dengan organic youth camp kalau diartikan pemukiman pemuda organik.

“Hendry masih muda dan memiliki potensi besar bisa mengembangkan pertanian. Kebetulan beliau Ketua KUPS Ikan, diharapkan dengan ilmu yang didapat bisa mengembangkan bisnis ikan di Nanga Lauk,” harap alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.

Salah satu program PRCF tidak hanya melulu soal konservasi, tapi meningkatkan SDM personel LPHD. Dengan mengirimkan Hendry mengikuti OYC ini bagian dari upaya tersebut. Tak sekadar mengikuti pelatihan, Hendry pasti akan menimba pengalaman dari peserta lain yang lebih sukses.

Pelatihan OYC

Pelatihan OYC ini berkolaborasi dengan Perkumpulan Brenjonk, Wehasta, dan Twelve’s Organic. Pelatihan yang dipusatkan di Vila Narwastu, Desa Claket, Kacamatan Pacet itu berlansung empat hari, mulai Selasa, 21 Februari 2023. OYC diikuti oleh 26 petani berusia 20-35 tahun. Mereka datang dari sembilan provinsi yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalbar, Sulawesi Tenggara,  Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. 

Direktur AOI, Pius Mulyono mengungkapkan, ada beberapa tujuan kegiatan OYC ini digelar. Pertama, AOI ingin memberikan semangat bagi generasi muda yang memilih bergelut di bidang pertanian. Kedua, memastikan penyedia pangan berkelanjutan tetap ada ditangan petani. 

“Ada keluhan hampir di seluruh wilayah Indonesia itu petaninya tua-tua, AOI berupaya memberikan kontribusi dan memberi semangat genari muda untuk tertarik dalam bidang pertanian. Apapun pilihannya, baik milih sektor hulu mapun sektor hilir,” kata Pius.

Pius meyakini, petani organik mampu menjawab tantangan krisis yang saat ini tengah terjadi. Meskipun sebenarnya dirinya menyadari sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang pemanasan global. 

“Tujuannya para petani muda mempunyai pengetahuan tentang pertanian organik, kesadaran akan krisis iklim dan kemampuan berinovasi mengembangkan bisnis pertanian organik. Harapan kami, mereka dapat menerapkan dan menularkan semangat pertanian organik di daerah masing-masing,” ungkapnya. (ros)