LPHD Pundjung Batara Desa Nanga Betung kembali akan melakukan patroli hutan. Direncanakan 10 – 13 Juni 2024, sebelum lebaran Iduladha. Patroli rutin ini untuk memastikan tidak ada kerusakan hutan desa.

“Patroli rutin menjadi agenda penting LPHD Pundjung Batara. Semua telah dijadwalkan dengan baik. Sejak 10 Juni, tim patroli turun untuk memastikan tidak ada kerusakan hutan desa,” kata Fasilitator Desa PRCF Indonesia, Addrama Putra Sukma S Hut, Senin (10/6/2024).

Dijelaskannya, Hutan Desa Pundjung Batara terletak di Desa Nanga Betung, Kecamatan Boyan Tanjung. Ini adalah salah satu kawasan hutan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan penting bagi masyarakat setempat.

“Patroli rutin ini menyusuri berbagai titik rawan di dalam kawasan hutan desa, termasuk tempat-tempat yang paling jauh dari pusat desa. Fokus utama patroli kali ini adalah untuk mendata keberadaan satwa liar, mendokumentasikan kondisi pohon, mengidentifikasi hasil hutan bukan kayu (HHBK), serta mencatat ancaman deforestasi dan degradasi hutan,” jelas alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.

Kegiatan patroli ini merupakan bagian dari komitmen LPHD Pundjung Batara untuk menjaga ekosistem hutan desa. “LPHD berupaya untuk terus memantau kondisi hutan agar tetap lestari. Patroli ini juga merupakan langkah preventif untuk mencegah kegiatan ilegal seperti penebangan liar dan perburuan satwa,” katanya.

Patroli hutan kali ini diikuti 10 personel. Mereka akan mencatat berbagai jenis satwa yang ditemukan. Satwa itu menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan. Keberadaan satwa-satwa ini menunjukkan bahwa ekosistem hutan masih dalam kondisi baik. Selain itu, tim juga melakukan pendataan terhadap pohon-pohon besar yang menjadi penyangga kehidupan di hutan tersebut. Pohon-pohon seperti ulin, meranti, dan jelutung yang ditemukan masih dalam kondisi sehat dan terus tumbuh dengan baik.

Selain mendata satwa dan pohon, tim patroli juga melakukan identifikasi terhadap hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang ditemukan di kawasan tersebut. HHBK seperti rotan, damar, dan berbagai jenis tanaman obat menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat desa. Oleh karena itu, keberadaan dan kondisi HHBK juga menjadi perhatian penting dalam setiap patroli.

Deteksi Deforestasi

Patroli kali ini juga tidak luput dari upaya untuk mendeteksi ancaman deforestasi dan degradasi hutan. Beberapa titik rawan yang diidentifikasi dalam patroli sebelumnya kembali dipantau untuk memastikan tidak ada aktivitas ilegal yang terjadi. “Apabila ditemukan aktivitas ilegal, tentu tim patroli akan segera melakukan tindakan pencegahan agar tidak berkembang menjadi ancaman yang lebih besar,” tambah Addrama.

Patroli ini juga menjadi bagian dari edukasi dan penyadaran bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga hutan. Melalui kegiatan ini, tim patroli berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian hutan desa.  (ros)

 

Leave A Comment