Pontianak (PRCF) – Kalau ditanya, madu hutan terbaik dari daerah mana? Orang Kalimantan Barat pasti menjawabnya dari Kabupaten Kapuas Hulu. Sementara orang Kapuas Hulu sendiri, madu hutan terbaik itu berasal dari Desa Nanga Lauk.
Kapuas Hulu, kabupaten paling timur Kalbar adalah penghasil madu terbaik. Kualitas madunya nomor dua terbaik di dunia. Rasa madunya sangat khas dan sangat berbeda dengan daerah lain. Salah satu penyebabnya di Kapuas Hulu masih memiliki banyak hutan. Salah satunya Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir. Desa ini memiliki hutan desa dan hutan produksi terbatas yang masih terjaga dengan baik.
“Wajar apabila Nanga Lauk salah satu penghasil madu terbesar di Kapuas Hulu, karena masih memiliki hutan yang terjaga dengan baik. Kualitas madunya juga terbaik dan harganya juga lebih mahal dibandingkan daerah lain di Kapuas Hulu,” kata manajer program PRCF Indonesia, Rio Afiat di arena pameran Dharma Pertiwi Kodam Tanjungpura, Kamis (12/3/2020).
Dijelaskan Rio, bila orang beli madu di Kapuas Hulu, kalau madu berasal dari Desa Nanga Lauk pastinya harganya lebih mahal dibandingkan daerah lain. Kenapa lebih mahal, karena kualitas rasa khas dan khasiatnya lebih tinggi. Kemudian, warga Nanga Lauk juga sudah memanen madu dengan konsep lestari.
“Saat panen madu, tidak seluruhnya diambil, melainkan disisakan agar keberadaan lebah tetap terjaga dengan baik. Kemudian, saat memeras madu, menggunakan teknik tiris. Dengan cara ini, kualitas rasa madu menjadi lebih baik. Wajar apabila madu dari Nanga Lauk lebih tinggi kualitasnya dibandingkan daerah lain,” papar Rio.
PRCF Indonesia yang mendampingi para petani madu Nanga Lauk terus berusaha mempromosikan madu hutan kualitas tinggi itu. Salah satunya di ajang pameran HUT Dharma Pertiwi. Promosi dilakukan agar madu hutan Nanga Lauk memiliki pasar tersebut. Apabila permintaan pasar tinggi, tentunya berdampak besar bagi pendapatan petani madu Nanga Lauk.
“Kita berusaha mempromosikan madu hutan Nanga Lauk. Sekarang kita kasih merek madu hutan itu dengan nama Kebayan. Masih belum familiar di publik, karena memang baru dipromosikan. Harapan kita di masa akan datang madu hutan Kebayan diterima pasar secara luas karena memiliki citra rasa original dan dijamin keasliannya,” harap pria kelahiran Jawai Sambas ini.,
Madu hutan asli Desa Nanga Lauk sangat terkenal kualitasnya. Desa Nanga Lauk –yang tersertifikasi Plan Vivo-, terletak di jantung Pulau Kalimantan (Heart of Borneo), telah memperoleh Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) selama 35 tahun sejak 2017. Hak tersebut memberikan akses kepada masyarakat desa untuk mengelola hutan dan memetik manfaat ekonomi dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di bawah Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu, masyarakat membuat rencana dan aksi bisnis yang berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip pelestarian hutan.
Madu hutan Nanga Lauk adalah upaya strategis yang diupayakan oleh KUPS Madu Hutan Desa Nanga Lauk. Upaya tersebut melalui kerja sama dengan Koperasi Kebayan Banjar Bersatu dan Asosiasi Periau Nanga Lauk. Dihasilkan langsung dari wilayah hutan desa. Saat ini madu telah menjadi salah satu sumber penghidupan utama masyarakat. Pengolahan produk yang telah melewati proses ICS (Internal Control System), menjadikan Madu Hutan Kebayan berkualitas tinggi, ekonomis dan sehat alami. Mari dukung masyarakat sejahtera dan hutan lestari. (ros)