Sejak tahun 2019, PRCF Indonesia sudah melakukan pendampingan (fasilitasi) pengelolaan hutan desa. Dimulai dari Desa Nanga Lauk, dan sekarang bertambah lima desa lagi, yakni Desa Nanga Jemah, Nanga Betung, Sri Wangi, Tanjung, dan Penepian Raya. Semua berada di Kabupaten Kapuas Hulu.
Kegiatan lebih banyak di lapangan dan perlu publikasi agar bisa ketahui oleh masyarakat luas. Untuk publikasi sendiri perlu mengetahui dasar-dasar jurnalistik. Tidak hanya untuk publikasi saja, yang lebih penting membuat laporan kegiatan lapangan itu secara tertulis.
Melalui program SCCM, PRCF Indonesia menggelar Pelatihan Jurnalistik dan Penulisan Artikel Ilmiah di Hotel Maestro Pontianak 5-6 Juli 2022. Pelatihan Jurnalistik yang pertama kali digelar menghadirkan wartawan kolase.id, Andi Fahrizal atau akrab disapa Daeng. Wartawan inilah yang memperkenalkan dasar-dasar jurnalistik untuk seluruh karyawan dan staf PRCF Indonesia.
Kenapa mesti Pelatihan Jurnalistik? Sebagian besar personel PRCF Indonesia bekerja di lapangan. Desa yang didampingi adalah desa yang memiliki hutan desa. Saat turun ke lapangan, tak jarang di antara mereka harus masuk hutan. Kerja di lapangan tersebut mesti dilaporkan dalam bentuk tertulis. Tidak bisa dengan bercerita secara lisan. Harus dituliskan dan disertai dengan foto. Laporan tersebut harus sesuai fakta di lapangan. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip dasar jurnalistik.
Andi Fahrizal yang memiliki pengalaman cukup luas di bidang konservasi sangat pas mengajarkan dasar-dasar jurnalistik untuk personel PRCF Indonesia. Apa itu dasar-dasar jurnalistik? Daeng mengajarkan, di dunia jurnalistik untuk pemula selalu diajarkan dengan penulisan berita straight news. “Menulis berita apa adanya, tidak ada opini dari wartawan. Itulah straight news,” jelas Daeng.
Unsur Penting
Unsur utama straight news dan wajib ada dalam berita, yakni 5W + 1 H. What = apa, When = kapan, Where = di mana, Why = mengapa, dan Who = siapa. Unsur 5W ini memang wajib dalam pembuatan straight news. Begitu juga dalam pembuatan laporan kegiatan lapangan yang dilakukan PRCF Indonesia mesti ada 5W. Kemudian, terakhir 1H = How = bagaimana. Bagaimana sebuah kegiatan bisa dilaksanakan harus dituliskan secara runtut dan jelas. Istilah dari awal sampai akhir kegiatan bisa dituliskan agar pembaca tahu dan paham kegiatan tersebut.
Dengan adanya unsur 5W+1H dalam pembuatan laporan kegiatan, menjadikan laporan itu sesuai dengan fakta di lapangan. Tidak bisa dibuat-buat atau dikarang-karang. Hilang satu unsur saja, bisa dipertanyakan laporannya. Sebagai contoh, tidak ada Who = siapa, laporan tidak menyebutkan siapa saja terlibat dalam kegiatan, tentu menjadi janggal. Begitu juga bila unsur lain tidak ada. Di sini pentingnya jurnalistik, tidak hanya untuk pembuatan berita, melainkan bisa juga untuk membuat laporan. Laporan kerja dinyatakan lengkap apabila sudah memenuhi unsur 5W+1H. (ros)