Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu pada 4 – 15 Agustus ini akan menggelar Pekan Konservasi Nanga Lauk. Banyak aneka lomba yang bertemakan konservasi digelar. Inilah gawai besar Nanga Lauk untuk memberikan edukasi secara luas makna sebenarnya konservasi.
Kurang lebih dua minggu Pekan Konservasi itu digelar. Ada sembilan kegiatan utama yang akan digelar, yakni gotong royong bersih desa, peresmpian Kantor LPHD, lomba kuliner tradisional. turnamen olahraga, pertunjukkan seni budaya, seminar hutan desa, kemah konservasi, visi hutan desa, dan lomba konservasi. Dengan aneka kegiatan ini, nilai-nilai konservasi akan tertanam baik untuk anak usia dini sampai dewasa.
Apa sebenarnya konservasi yang menjadi kata kunci dalam kegiatan tersebut? Konservasi itu merujuk pada rangkaian tindakan untuk melindungi, memulihkan, dan memelihara sumber daya alam, lingkungan, serta keanekaragaman hayati agar tetap berkelanjutan bagi generasi sekarang dan masa mendatang. Tujuan utama konservasi adalah meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan serta menjaga keseimbangan ekosistem dan biodiversitas.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang konservasi:
1. Keanekaragaman Hayati
Salah satu fokus utama konservasi adalah menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati di bumi. Ini mencakup perlindungan spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang hidup di berbagai habitat. PRCF Indonesia dari sejak 2019 lalu menjadi fasilitator LPHD Lauk Bersatu. Salah satu program utamanya melindungi keanekaragaman hayati Desa Nanga Lauk.
2.Habitat
Konservasi juga melibatkan perlindungan dan pemulihan habitat alami seperti hutan, lahan basah, terumbu karang, dan padang rumput. Memelihara habitat ini penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies. Bersama LPHD, PRCF Indonesia mendorong penanaman bibit pohon. Ada berupa bibit pohon yang menghasilkan pakan lebah hutan. Ada juga buah-buahan untuk konsumsi warga di sekitar hutan.
Pemandangan Desa Nanga Lauk di mana salah satu penghasilan utama warganya dari menangkap ikan yang cukup besar potensinya. (Foto: Andi Fahrizal)
3. Air dan Sumber Daya Lainnya
Konservasi juga berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam lainnya seperti air, tanah, dan udara. Tindakan ini melibatkan pengelolaan yang bijaksana agar sumber daya ini dapat dipergunakan dengan berkelanjutan. Upaya ini juga terus dilakukan LPHD dan menjadikan air sungai dan danau di Nanga Lauk sebagai sumber pendapatan karena banyak menghasilkan ikan.
4. Pemanfaatan Berkelanjutan
Konservasi mendorong pemanfaatan sumber daya alam dengan cara yang tidak merusak atau mengurasnya. Ini melibatkan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan masa depan. PRCF Indonesia telah mendorong terbentuknya KUPS seperti madu, rotan, ikan, karet, dan ekowisata. KUPS ini memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk bisa dikelola secara bisnis tanpa merusak alam itu sendiri.
5. Pendidikan dan Kesadaran
Konservasi juga termasuk usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi lingkungan dan alam. Pendidikan dan kampanye kesadaran membantu mengubah perilaku manusia agar lebih ramah lingkungan. Membina perpustakaan, lomba menggambar di tingkat TK sampai SD, kemah konservasi untuk pelajar pernah dilakukan. Ini merupakan pendidikan dan memberikan kesadaran bagi generasi penerus Nanga Lauk.
6. Hukum dan Kebijakan
Banyak negara memiliki undang-undang dan kebijakan yang berkaitan dengan konservasi. Ini mencakup penetapan kawasan lindung, pembatasan eksploitasi sumber daya alam tertentu, dan penegakan hukum terhadap aktivitas merusak lingkungan. LPHD Lauk Bersatu yang didampingi PRCF juga didorong bersama Pemerintah Desa Nanga Lauk membuat Perdes terkait dengan konservasi. Perdes ini untuk melindungi hutan desa dari upaya degradasi maupun deforestasi.
7. Penelitian dan Inovasi
Penelitian ilmiah berperan penting dalam konservasi. Ini mencakup pemahaman lebih dalam tentang ekosistem, spesies, dan ancaman terhadap lingkungan. Inovasi juga diperlukan untuk mengembangkan solusi baru dalam upaya konservasi. Sejauh ini, memang belum ada penelitian secara khusus. Namun, upaya menciptakan inovasi terus dilakukan, salah satunya Pekan Konservasi Nanga Lauk itu.
8. Kerja sama Internasional
Konservasi sering melibatkan kerja sama internasional, terutama dalam perlindungan spesies migran atau ekosistem yang melintasi batas negara. Untuk melaksanakan kegiatan konservasi, sangat berat dengan usaha sendiri. Perlu kerja sama semua pihak, terutama pihak internasional. PRCF Indonesia telah menjalin kerja sama dengan lembaga donor seperti Lestari Capital, Planvivo, Slowfood, dan sebagainya.
Dengan menjalankan prinsip-prinsip konservasi, LPHD Lauk Bersatu beserta Pemerintah Desa Nanga Lauk bisa selalu menjaga keindahan alam, mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial, serta melindungi planet ini dari segala kerusakan. Upaya ini bisa diwariskan untuk generasi akan datang. (ros)