Di balik setiap aliran sungai yang menari di permukaan bumi, terbentang sebuah kawasan istimewa bernama Daerah Aliran Sungai (DAS).

Rosadi Jamani

Di balik setiap aliran sungai yang menari di permukaan bumi, terbentang sebuah kawasan istimewa bernama Daerah Aliran Sungai (DAS). Bak rumah bersama, DAS menampung dan mengalirkan air hujan, menjadi sumber kehidupan bagi berbagai makhluk hidup (Narendra et al., 2021). Mari selami lebih dalam tentang DAS dan perannya yang vital dalam menjaga keseimbangan alam (Vaz et al., 2024).

DAS adalah wilayah yang dibatasi oleh pegunungan atau perbukitan di sekelilingnya, di mana semua aliran air mengalir menuju satu sungai utama atau sungai besar. DAS mencakup sungai-sungai kecil, anak sungai, dan saluran air yang mengalir ke sungai utama tersebut (Benda et al., 2004). DAS memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam karena mengatur distribusi air, menyediakan habitat bagi flora dan fauna, serta mempengaruhi iklim lokal (Muchtar et al., 2023).

DAS adalah sumber air bagi manusia, hewan, dan tumbuhan (Wang et al., 2025). Air yang mengalir dari DAS digunakan untuk irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan rumah tangga, dan industri. Vegetasi di DAS membantu menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir. Tanah di DAS juga berperan sebagai spons alami yang menahan air dan mengurangi aliran permukaan yang berlebihan (Hensley, 2021).

Selain itu, DAS menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Hutan di DAS mendukung keberagaman hayati dan menjaga ekosistem yang sehat. DAS juga mempengaruhi iklim lokal dengan mengatur suhu dan kelembaban udara melalui penguapan air dari tanah dan vegetasi.

Rumah Bagi Air dan Kehidupan

Bayangkan sebuah hamparan luas yang dikelilingi punggung bukit. Di sanalah air hujan turun, tertampung, dan mengalir melalui sistem sungai yang terhubung rapi. Air ini kemudian dialirkan ke danau atau muara, membawa serta kehidupan dan sumber daya alam yang berharga. Inilah gambaran DAS, sebuah ekosistem terpadu yang menunjang kehidupan di bumi (Muchtar et al., 2023).

DAS adalah sumber air bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Air yang mengalir dari DAS digunakan untuk irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan rumah tangga, dan industri. Vegetasi di DAS membantu menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir. Tanah di DAS juga berperan sebagai spons alami yang menahan air dan mengurangi aliran permukaan yang berlebihan. Hal tak kalah penting, DAS menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan (LaLande, 1995). Hutan di DAS mendukung keberagaman hayati dan menjaga ekosistem yang sehat.

Pengatur Iklim: DAS mempengaruhi iklim lokal dengan mengatur suhu dan kelembaban udara melalui penguapan air dari tanah dan vegetasi.

Negeri dengan Ribuan DAS

Di seluruh Indonesia, terhampar belasan ribu DAS, besar dan kecil, bak mozaik yang mewarnai lanskap negeri. Masing-masing DAS memiliki keunikan dan kekhasannya, dibentuk oleh topografi, vegetasi, tata guna lahan, dan pola permukiman yang beragam.

DAS bukan hanya soal sungai. Ia adalah kesatuan utuh yang menghubungkan air, bentang alam, dan segala isinya, baik yang terlihat maupun tak terlihat, termasuk Sumber Daya Alam (SDA). Keberadaan DAS berperan penting dalam menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem.

Sebagai rumah bersama, DAS dihadapkan pada berbagai masalah dan kepentingan. Aktivitas manusia, seperti eksploitasi dan pencemaran, dapat mengganggu keseimbangan DAS. Oleh karena itu, pengelolaan DAS yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga kelestariannya.

Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Upaya pengelolaan DAS perlu dilakukan secara terpadu, melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha. Pembatasan dan pengaturan pemanfaatan SDA di DAS menjadi langkah penting untuk menjaga kelestariannya.

Memahami DAS adalah langkah awal untuk menjaganya. Dengan pengetahuan dan kesadaran kolektif, kita dapat bekerja sama untuk melestarikan DAS, memastikan sumber air yang berkelanjutan, dan menjaga keseimbangan alam demi masa depan yang lebih cerah.

Mari jadikan DAS sebagai prioritas, jaga kelestariannya, dan ciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. *

Referensi

Benda, L., Poff, N. L., Miller, D., Dunne, T., Reeves, G., Pess, G., & Pollock, M. (2004). The network dynamics hypothesis: How channel networks structure riverine habitats. In BioScience (Vol. 54, Issue 5). https://doi.org/10.1641/0006-3568(2004)054[0413:TNDHHC]2.0.CO;2

Hensley, N. (2021). Sustainability education in the Anthropocene: Storytelling, the environmental humanities, and the unknown Since. Journal of Sustainability Education.

LaLande, J. (1995). An environmental history of the Little Applegate River watershed. Rogue River National Forest, USDA Forest Service, Medford, Oregon.

Muchtar, Z., Hadinata, F., & Putranto, D. D. A. (2023). Decreasing The Quality Of Water Resources In The Rawas Watershed Due To Land Degradation. International Journal of GEOMATE, 25(107). https://doi.org/10.21660/2023.107.g12203

Narendra, B. H., Siregar, C. A., Dharmawan, I. W. S., Sukmana, A., Pratiwi, Pramono, I. B., Basuki, T. M., Nugroho, H. Y. S. H., Supangat, A. B., Purwanto, Setiawan, O., Nandini, R., Ulya, N. A., Arifanti, V. B., & Yuwati, T. W. (2021). A review on sustainability of watershed management in Indonesia. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 13, Issue 19). https://doi.org/10.3390/su131911125

Vaz, T. G., Oliveira, B. B., & Brandão, L. (2024). Optimisation for operational decision-making in a watershed system with interconnected dams. Applied Energy, 367. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2024.123385

Wang, Y., Xu, H., Zhao, X., Kang, L., Qiu, Y., Paerl, H., Zhu, G., Li, H., Zhu, M., Qin, B., Zhang, Y., & Liu, M. (2025). Rainfall impacts on nonpoint nitrogen and phosphorus dynamics in an agricultural river in subtropical montane reservoir region of southeast China. Journal of Environmental Sciences (China), 149. https://doi.org/10.1016/j.jes.2024.02.012

 

Leave A Comment