Teknik fasilitasi tidak banyak orang yang tahu dan paham. PRCF Indonesia sebagai yayasan bergerak di bidang konservasi, selalu melakukan pendampingan atau fasilitasi di lapangan. Untuk itulah PRCF menggelar Pelatihan Teknik Fasilitasi dari pakarnya, Fakhrul Rizal, Community Development Manager PT. Kartika Sari Kapuas.
Pelatihan digelar di Meeting Room Lembaga Gemawan Jalan Ujung Pandang Pontianak dari 26 – 30 Maret 2023 lalu. Pesertanya para fasilitator desa yang selama ini mendampingi LPHD dan KUPS di Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk mendampingi LPHD dan KUPS penting sekali teknik fasilitasi agar apa yang disampaikan lugas, singkat, padat, dan dimengerti.
Pada hari pertama, penulis buku Seni Melatih yang Impresif dan Inklusif ini menyampaikan materi tentang Pradaya. Untuk menjadi seorang fasilitator, harus mengenal dirinya sendiri. Ada empat kepribadian manusia yang mesti dikenal. Pertama, sanguinis. Sisi positif orang yang memiliki kepribadian sanguinis adalah orang yang hangat, bersahabat, berbalas kasihan, responsif, antusias, ramah, dan banyak bicara. Tapi, sisi negatifnya adalah tidak disiplin, emosi labil, tidak produktif, egosentris, membesar-besarkan masalah.
Kedua, kholeris. Sifat kholeris sisi positifnya adalah orang yang berkamauan keras, independen, memilii visi, praktis, produktif, tegas, dan pemimpin. Sementara sisi negatifnya adalah orang yang dingin, cepat puas diri, ceroboh, dominan, sulit mengampuni, sarkastis, pemarah, dan kejam.
Ketiga, melankolis. Sisi positif dari sifat ini adalah orang yang perfeksionis, berbakat, analitis, tekun, disiplin, dan rela berkorban. Sementara sisi negatifnya, orang yang pemurung, dendam, berpusat diri sendiri, berpikir negatif, kurang bermasyarakat, perasa, dan teoritis.
Keempat, phlegmatis. Sisi positifnya adalah orang yang tenang, kalem, obyektif, diplomatis, efisien, teratus, cuek, tidak pedulu, praktis humoris, dan dapat diandalkan. Sedangkan sisi negatifnya orang yang kikir, egois, tidak punya motivasi, suka menunda-nunda, tigas tegas, cari aman sendiri, cepat kuatir, dan penakut.
Tahu Posisi
“Dengan mengetahui kepribadian tersebut, seorang fasilitator bisa menempatkan diri yang benar di masyarakat. Seorang fasilitator benar-benar paham akan tugas dan perannya. Ada fasilitator yang membaur dengan masyarakat, ada yang berada di pinggiran, bahkan ada yang berada di luar. Posisi ini bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan,” jelas Fakhrul Rizal yang didampingi Manager HRD PRCF Indonesia, Suhartian Fajru.
Setelah menyampaikan materi tersebut, Fakrul meminta seluruh peserta untuk menuliskan apa kelebihan dan kekurangan diri masing-masing. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan sendiri, semakin mudah seorang fasilitator menempat diri di masyarakat. (ros)