Drone semakin diminati oleh masyarakat. Dulu hanya kalangan tertentu saja bisa memiliki pesawat tanpa awak ini. Sekarang, siapa saja bisa. Harganya juga mulai dari ratusan ribu sampai ratusan juta pun ada. Kegunaannya juga sudah sangat beragam. Tak hanya untuk patroli, pemetaan, sekarang bahkan menjadi sebuah hobi baru di masyarakat.
PRCF Indonesia juga sudah mulai menerapkan penggunaan drone di semua LPHD yang menjadi dampingan. Saat ini, ada lima LPHD dari Kabupaten Kapuas Hulu sedang mengikuti pelatihan penggunaan drone di Pontianak. Di sini memperlihatkan betapa pentingnya drone dalam menjaga hutan desa.
Banyak belum mengetahui asal usul drone itu sendiri. Kata “drone” berasal dari bahasa Inggris, dan istilah ini digunakan pertama kali pada abad ke-19 untuk menggambarkan suara monoton yang dihasilkan oleh lebah jantan. Pada awal abad ke-20, istilah ini mulai digunakan untuk menggambarkan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh. Meskipun asal kata “drone” itu sendiri adalah bahasa Inggris, teknologi dan konsep pesawat tanpa awak telah ada dalam berbagai budaya dan sejarah sebelumnya, dengan variasi istilah dan implementasi yang berbeda.
Sejarah Singkat Drone
Awal penggunaan drone pertama kali digunakan selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II sebagai pesawat target yang dikendalikan dari jarak jauh. Mereka digunakan untuk melatih penembak-penembak anti-pesawat. Pada masa itu, mereka masih digerakkan oleh mesin bensin. Di masa Era Perang Dingin, drone digunakan untuk misi pengintaian dan pemantauan. Mereka sering digunakan untuk mengawasi wilayah musuh tanpa harus mengirimkan pilot dalam bahaya.
Zaman terus berkembang, begitu juga drone. Seiring perkembangan teknologi, drone menjadi lebih canggih dan memiliki berbagai jenis sensor dan peralatan, termasuk kamera, radar, dan sensor lainnya. Penggunaan drone secara komersial semakin pesan di sektor ini dalam beberapa dekade terakhir. Mereka digunakan dalam pemetaan, fotografi udara, pengawasan pertanian, pengiriman paket, dan banyak lagi.
Jenis-jenis Drone
- Multirotor
Multirotor adalah jenis drone yang paling umum. Mereka memiliki beberapa rotor (biasanya empat, enam, atau delapan) dan digunakan untuk pemotretan udara, survei, pengawasan, dan hiburan.
- Fixed-Wing
Fixed-wing drone mirip dengan pesawat tradisional. Mereka lebih efisien dalam hal jangkauan dan waktu terbang dibandingkan multirotor. Fixed-wing drone digunakan untuk pemetaan topografi, pemantauan pertanian, dan pemantauan lingkungan.
- Vertical Takeoff and Landing (VTOL)
VTOL drone adalah jenis hibrida yang dapat lepas landas dan mendarat vertikal, tetapi juga memiliki kemampuan terbang seperti pesawat. Mereka berguna untuk misi yang memerlukan fleksibilitas ini.
- Hybrid Drone
Hybrid drone adalah kombinasi antara multirotor dan fixed-wing, sehingga mereka memiliki kemampuan lepas landas vertikal dan terbang jarak jauh. Mereka umumnya digunakan dalam pemetaan dan pemantauan.
- Nanosatellites
Nano-satellites, atau “CubeSats,” adalah drone kecil yang digunakan untuk misi luar angkasa dan pemantauan bumi. Mereka sering diluncurkan ke orbit oleh roket.
- Swarm Drones
Swarm drones adalah kelompok besar drone yang dapat berkomunikasi satu sama lain dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemetaan area yang luas atau pertunjukan cahaya.
- Racing Drones
Racing drones dirancang untuk balapan cepat dan sering digunakan dalam balapan drone FPV (First-Person View) di lintasan khusus.
- Military Drones
Dalam konteks militer, ada berbagai jenis drone yang digunakan untuk misi pengintaian, serangan, pengawasan perbatasan, dan banyak lagi.
Jenis drone yang tepat untuk aplikasi tertentu akan tergantung pada tujuan misi, anggaran, dan kondisi lingkungan. Perkembangan teknologi terus berlanjut, sehingga jenis dan kemampuan drone pun terus berkembang. (ros)