Mengukur kinerja dengan rapat bulanan yang rutin digelar oleh PRCF Indonesia

Mengukur kinerja, evaluasi dan rencana program tahun kedua terungkap dalam rapat bulanan PRCF Indonesia, Selasa (4/8/2020). Rapat yang digelar di Kantor PRCF Indonesia Jl Wahidin Pontianak dihadiri seluruh pengurus.

“Kita kembali menggelar rapat bulanan. Bulan lalu tidak digelar mengingat padatnya sejumlah program di Nanga Lauk. Rapat bulanan kali untuk mengukur sejauh mana kinerja yang dilakukan,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut di sela-sela rapat bulanan tersebut.

Mengukur kinerja maksudnya membedah program yang telah terealisasi di lapangan. Selama ini PRCF Indonesia lebih banyak mendampingi LPHD Lauk Bersatu yang merupakan mitra utama. Sepanjang Juli bisa dikatakan penuh dengan kegiatan LPHD seperti patroli hutan, penguatan kapasitas lembaga, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

“Untuk mengukur kinerja dari sejumlah program tersebut perlu dipresentasikan dalam rapat bulanan ini. Dari sinilah kita bisa mengetahui kelemahan, kekurangan, serta kelebihan. Semua itu menjadi bahan evaluasi kita untuk program berikutnya,” papar Imanul.

Pengurus PRCF Indonesia sedang rapat bulanan untuk mengukur kinerja dan evaluasi program
Pengurus PRCF Indonesia sedang rapat bulanan untuk mengukur kinerja dan evaluasi program

Selain mengukur kinerja, rapat bulanan PRCF Indonesia juga merupakan ajang evaluasi. Segala persoalan baik itu kendala, hambatan, masalah bahkan peluang dibentangkan dalam rapat tersebut. Dari hasil evaluasi akan menjadi bahan untuk program ke depan agar lebih baik lagi. “Kita belum setahun, tentu masih banyak kekurangan. Dari kekurangan yang ada tentu menjadi bahan pelajaran untuk program berikutnya lebih baik lagi,” ujar Imanul.

Tahun Kedua

Tidak terasa program pendampingan PRCF Indonesia di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu sudah hampir setahun. Untuk melihat hasilnya seperti tujuan yang telah ditetapkan, tentu tidak bisa untuk saat ini. Tapi, untuk fondasi dasarnya sudah bisa dilihat dan perlahan mulai dirasakan manfaatkan oleh masyarakat Nanga Lauk.

Pengurus PRCF Indonesia yang mengikuti rapat bulanan
Pengurus PRCF Indonesia yang mengikuti rapat bulanan

“Salah satu fondasi dasarnya adalah berdirinya LPHD Lauk Bersatu sebagai mitra utama. Juga sudah terbentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Kantor LPHD juga sudah dibangun. Patroli hutan sudah rutin dilakukan. Pelatihan-pelatihan sudah sering kita lakukan. Membangun kerja sama dengan semua pihak terus dilakukan. Ini bagian upaya kita membangun fondasi agar ke depan LPHD menjadi lembaga mandiri yang bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” papar Imanul.

Sebentar lagi, PRCF Indonesia masuki tahun keduanya dalam program konservasi hutan di Nanga Lauk. “Dalam rapat bulanan ini kita sudah merancang sejumlah program di tahun kedua. Semua disiapkan dari sekarang agar setiap program benar-benar matang dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” tambah Imanul. (ros)