Nanga Betung menjadi desa pertama yang disinggahi PRCF Indonesia dalam upaya konservasi hutan desa. Di desa ini dijelaskan skema pembiayaan imbal jasa ekosistem selama 25 tahun. Pemerintah Desa Nanga Betung menyambut baik program konservasi tersebut.
“Tentunya kami menyambut baik program ini. Dukungan pendanaan program pengelolaan hutan desa berasal dari luar negeri akan kita manfaatkan sebaik-baiknya,” kata Kepala Desa Nanga Betu, Madduani saat memberikan sambutan sosialisasi skema pembiayaan imbal jasa ekosistem di kantornya, Selasa (20/4/2021).
Lanjut Madduani, inisiasi pendanaan ini sangat dicita-citakan sejak keluarnya Surat Keputusan (SK) Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) pada tahun 2014. Saat itu masa pemerintahan Kepala Desa, Nurhakim. Perjuangan seluruh masyarakat mendapatkan HPHD harus dilanjutkan. Agar hutan desa memberikan manfaat kepada masyarakat Desa Nanga Betung.
“Kita berharap Babinsa dan Bhabinkamtibmas bersinergi membangun, mengelola, menjaga kelestarian hutan desa. Lebih penting dukungan dari seluruh masyarakat Nanga Betung untuk menyukseskan program ini,” imbau Madduani.
Sosialisasi itu dihadiri Kasi Pemerintahan Kecamatan Boyan Tannjung, perangkat desa Nanga Betung, anggota BPD Desa Nanga Betung, Babinsa, Bhabinkamtibmas Boyan Tanjung, LPHD Punjung Batara Nanga Betung, Pengurus Adat Desa Nanga Betung, Pendamping Desa Nanga Betung, dan rombongan PRCF Indonesia.
Pada tahap awal program ini melakukan inisiatif pembiayaan dari TFCA Kalimantan selama 3 tahun. Kemudian akan dilanjutkan dengan program pendanaan imbal jasa ekosistem selama 25 tahun. Salah satu rencana pemanfaatan dari hutan desa yaitu air bersih, akan ditingkatkan manfaatnya menjadi air minum dalam kemasan (AMDK). Potensi lainnya yaitu jasa karbon.
Harapan bersama yaitu dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Nanga Betung
Jasa Ekosistem
Dalam kesempatan itu Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut menjelaskan, Nanga Betung akan didorong dalam skema pembiayaan imbal jasa ekosistem selama 25 tahun. TFCA Kalimantan siklus 5 ini akan mendukung penyiapan proses pembiayaan imbal jasa ekosistem ini.
Struktur tim biografi Yayasan PRCF Indonesia , pengembangan pertanian berkelanjutan, permberdayaan perempuan, restorasi tenun ikat Dayak Iban, pengelolaan hutan desa dan konservasi buaya senyulong, pengembangan skema imbal jasa ekosistem.
“Tahun 2020 terdapat 26 SK HPHD di Kapuas Hulu. Namun belum mendapatkan kepastian dukungan pengelolaan hingga 25 tahun. Melalui skema jangka panjang ini, ada kepastian pengelolaan hutan desa sebagaimana masa kelola 35 tahun,” ungkap Imanul.
Imanul menambahkan, pengelolaan Huta Desa (HD) tidak mudah dan murah. Diperlukan sinergisitas parapihak. Dalam program ini, TCFA Kalimantan Siklus5 akan memberikan dukungan:
- 1.Penguatan kelembagaan LPHD agar siap mengelola HD, pelaksanaan kegiatan, dokumentasi, pelaporan.
- Perlindungan kawasan hutan
- Peningkatan ekonomi
Perlu diketahui sebagai mitra dari program ini yang dikenal Mitra Program Pakai Kemuka Ari atau Hutan untuk Masa Depan terdiri dari perusahaan Nestle, Pepsi Cola PNG, Wilmar. Perusahaan tersebut akan mendukung pengelolaan hutan seluas 500 ribu hektare.
“Perencanaan ini harus rampung sampai bulan September, karena pembiayaan akan akan dimulai pada Januari 2022. Sangat dibutuhkan dukungan dari parapihak, untuk menuju hutan lestari masyarakat sejahtera,” harap Imanul.
Dukungan Camat Boyan Tanjung
Dalam kesempatan itu Camat Boyan Tanjung, disampaikan oleh Kasi Pemerintahan, Aswad Malik menyatakan sangat mendukung program ini. Demikian juga pemerintah desa, parapihak di desa harus mengawal bersama program ini.
“Program ini diharapkan menyentuh pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan pasca dana desa,” harap Aswad.
Kapolsek Boyan Tanjung, Bhabinkamtibmas Heri Gunawan juga menyatakan dukungan terhadap program tersebut. “Pihak kepolisian sangat mendukung program TFCA. Bahwa program ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui program ini, kita akan bentuk masyarakat peduli api,” harapnya.
“Pihak kepolisian akan mendampingi proses pelaksanaan program terutama kegiatan patroli hutan,” harapnya.
Danramil Boyan Tanjung, Babinsa Sry Yanto juga menyatakan hal serupa. Cuma, beliau menitikberatkan pada antisipasi covid 19 yang sekarang semakin marak. Jangan sampai masyarakat lupa untuk menjaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan.
Usai pembukaan dilanjutkan dengan penjelasan lebih rinci terkait program TFCA Kalimantan. Penjelasan ini disampaikan Manager Program, Ali Hayat. Dari PRCF Indonesia juga ikut menjelaskan disampaikan Iwan Supardi dan Yadi Purwanto.
Sosialisasi ini terlebih dahulu diawali dengan Pre-Test dan Post-Test untuk mengetahui sejauh mana hadirin memahami apa yang telah disampaikan tim PRCF Indonesia. Setelah itu dilanjutkan penandatanganan Berita Acara Sosialisasi Program / FPIC di Desa Nanga Betung. (ros)