Rio dan Suhartioan sedang melakukan packing madu Kebayan yang akan dipamerkan di HUT Dharma Pertiwi

Pontianak  (PRCF) – Yayasan PRCF Indonesia akan berpartisipasi dalam pameran HUT ke-56 Dharma Pertiwi di Halaman Lapangan Kodam, Kamis (12/3/2020). Salah satu bentuk partisipasinya ikut membuka stand pameran. Produk andalan yang dipromosikan, madu hutan asli dari Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu.

“Saat ini kita sedang mempersiapkan madu hutan asli Nanga Lauk untuk dipamerkan. Kita kemas sebaik mungkin agar menarik. Harapannya, madu ini mendapatkan pasar tersendiri di acara pameran nanti,” kata program specialist livelihood PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut di kantornya, Rabu (11/3/2020).

Acara pameran Dharma Pertiwi ini hanya satu hari. Dengan waktu satu itu akan dimanfaatkan untuk mempromosikan produk madu asal Nanga Lauk. Madu yang dihasilkan tersebut merupakan hasil binaan PRCF selama ini.

Madu hutan Kebayan asli dari hutan desa Nanga Lauk
Madu hutan Kebayan asli dari hutan desa Nanga Lauk yang akan dipamerkan di HUT Dharma Pertiwi

“Nama madu yang akan dipamerkan adalah madu hutan Kebayan. Apa yang dilakukan ini bagian dari upaya PRCF untuk memberdayakan masyarakat khususnya petani madu Nanga Lauk. Semoga madu Kebayan ini bisa diterima oleh masyarakat luas,” harap Azri.

Azri menjelaskan, madu Kebayang dari madu lebah apis dorsata. Dipanen secara lestari untuk menjaga keberlangsungan kehidupan lebah dan ketersediaan madu di hutan desa. Menggunakan teknik tiris tanpa peras sehingga tidak membunuh larva dan lebah. Kadar air 22 persen pada madu telah sesuai SNI. Diproses secara higienis dan tanpa bahan pengawet.

“Dengan membeli madu ini, anda telah berkontribusi pada pelestarian hutan desa dan kesejahteraan masyarakat desa,” kata Azri.

Madu hutan asli Desa Nanga Lauk sangat terkenal kualitasnya. Desa Nanga Lauk –yang tersertifikasi Plan Vivo-, terletak di jantung Pulau Kalimantan (Heart of Borneo), telah memperoleh Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) selama 35 tahun sejak 2017. Hak tersebut memberikan akses kepada masyarakat desa untuk mengelola hutan dan memetik manfaat ekonomi dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di bawah Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu, masyarakat membuat rencana dan aksi bisnis yang berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip pelestarian hutan.

Madu hutan Nanga Lauk adalah upaya strategis yang diupayakan oleh KUPS Madu Hutan Desa Nanga Lauk. Upaya tersebut melalui kerja sama dengan Koperasi Kebayan Banjar Bersatu dan Asosiasi Periau Nanga Lauk. Dihasilkan langsung dari wilayah hutan desa. Saat ini madu telah menjadi salah satu sumber penghidupan utama masyarakat. Pengolahan produk yang telah melewati proses ICS (Internal Control System), menjadikan Madu Hutan Kebayan berkualitas tinggi, ekonomis dan sehat alami. Mari dukung masyarakat sejahtera dan hutan lestari. (ros)