Patroli hutan sudah menjadi kegiatan rutin Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu. Saat patroli hutan di akhir tahun 2020 lalu, tim patroli yang didampingi PRCF Indonesia menemukan pohon raksasa.
“Akhir tahun kemarin, kita kembali melakukan patroli hutan. Kali ini di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT). Setelah menelusuri kawasan HPT, kita menemukan pohon yang cukup besar,” kata Specialist Program Conservation PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut di kantor PRCF di Pontianak, Selasa (12/1/2021).
Pohon besar yang dimaksud Yadi dikenal warga Nanga Lauk pohon mabang. Kulitnya bisa membuat gatal tubuh manusia bila tersentuh. Diameternya mencapai dua meter. Sedangkan tingginya sekitar 45 meter.
Dijelaskan alumni Fakultas Kehutanan Untan ini, adanya temuannya pohon raksasa itu membuktikan hutan di kawasan HPT masih terjaga dengan baik. Bukan hanya pohon itu, masih banyak lagi pohon lain yang kondisinya terjaga dengan baik. Cuma, diameternya kalah jauh dibandingkan pohon mabang itu.
“Pohon besar itu kita catat dan tentukan titik koordinatnya menggunakan GPS. Kemudian diinput dalam smart patrol. Kita berharap, pohon raksasa itu tidak ada yang mengusik alias ditebang oleh orang dengan tujuan untuk bahan bangunan,” harap Yadi.
Di sinilah pentingnya patroli hutan dilakukan. Untuk memastikan tidak ada kerusakan hutan baik di kawasan hutan desa maupun hutan produksi terbatas. Tim patroli dari LPHD Lauk Bersatu memiliki tanggung jawab untuk menjaga kawasan hutannya.
Flora Fauna
Tidak hanya menemukan pohon raksasa, tim patroli juga menemukan sejumlah flora dan fauna di kawasan HPT tersebut. Tim patroli ada menemukan seorang kura-kura yang merayap di tengah hutan. Selain kura-kura tim patroli juga menemukan sejumlah jenis burung.
“Begitu juga dengan flora, ada sejumlah tumbuhan yang merupakan endemik di hutan itu kita catat jenis dan keberadaannya. Semua kita dokumentasikan lewat smart patroli. Semua dokumen itu nantinya akan dilaporkan secara resmi kepada pihak terkait. Setiap kita turun melakukan patroli, seluruh fauna dan flora yang kita temukan, dicatat dengan baik,” ungkap Yadi. (ros)