Patroli hutan

Patroli hutan perdana sukses dilakukan LPHD Bumi Lestari Desa Penepian Raya Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa (19/7/2022). Dengan kesuksesan tersebut, patroli hutan desa akan rutin dilakukan.

“Untuk pertama kali kita mendampingi tim patroli dari LPHD Bumi Lestari dalam melakukan patroli hutan. Semua berjalan sesuai rencana. Walaupun hanya satu hari patrolinya, bisa secara dekat melihat perkembangan hutan desa milik Desa Penepian Raya,” kata Fasilitator Konservasi Hutan PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut, Rabu (20/7/2022).

Yadi menjelaskan, Desa Penepian desa dampingan PRCF yang baru bergabung tahun 2022 ini. Adanya patroli hutan desa yang dilakukan pada Selasa, 19 Juli kemarin, sebagai tanda wujud kerja sama antara LPHD Bumi Lestari dengan PRCF Indonesia. Tidak hanya patroli hutan saja, melainkan ada banyak program lain yang diimplementasikan di desa yang lebih banyak dikelilingi sungai ini.

Patroli hutan yang dilakukan LPHD Bumi Lestari
Tim patroli LPHD Bumi Lestari menaiki perahu motor saat melakukan patroli hutan Desa Penepian Raya

Alumni Fakultas Kehutanan Untan ini ikut mendampingi tim patroli LPHD Bumi Lestari tersebut. Patroli hutan perdana tersebut dibagi dua kelompok. Masing-masing kelompok menggunakan perahu motor ke lokasi hutan desa. Peralatan standar untuk patroli juga dibawa.

“Saat patroli tadi, kita memantau patok batas hutan desa yang berbatasan dengan desa lain. Patok batas desa itu sudah lama ada. Jadi, tadi kita memeriksa patok-patok tersebut apakah masih ada, rusak atau hilang. Apabila ada yang rusak tentu kita akan programkan untuk mengganti patok batas desa itu,” ungkap Yadi.

Selain memeriksa patok batas, tim patroli dampingan PRCF Indonesia itu berhasil melakukan perjumpaan dengan sejumlah burung. Di antara burung yang dijumpai adalah burung bekakak, ruik, elang, burung tinjau. Satwa burung tersebut dicatat dan dimasukkan dalam Smart Patrol.

Kondisi Surut

Hutan Desa Penepian Raya sebagian besar berada di rawa-rawa. Mirip dengan kondisi hutan di Desa Nanga Lauk yang juga dampingan PRCF Indonesia. Untuk melakukan patroli tidak bisa dengan jalan kaki seperti halnya di Nanga Betung dan Tanjung.

“Patroli hutan dengan menggunakan perahu motor. Dengan perahu motor inilah kita menyusuri hutan desa. Untuk saat ini kondisi air sedang surut. Sehingga masih ada terlihat daratan di dalam hutan. Tapi, kalau pasang, seluruh permukaan tanah di hutan tertutup air,” papar Yadi.

Patroli hutan untuk Desa Penepian Raya ini hanya dilakukan satu hari. Hal ini sesuai dengan kesepakatan mereka sendiri. Walaupun hanya satu hari, akan dilakukan secara rutin dan efektif. Usai patroli hutan, pihaknya akan melakukan evaluasi sebagai bahan untuk patroli berikutnya. (ros)