Tim patroli hutan LPHD sedang makan siang setelah melakukan patroli hutan desa

Patroli hutan desa tetap berjalan di tengah pandemi corona di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kapuas Hulu. Patroli hutan berlangsung dua hari. Cuma, patroli kali ini sedikit berbeda dari biasa. Biasanya mereka didampingi personel PRCF Indonesia, kali ini tidak.

“Mereka tim patroli dari LPHD Lauk Bersatu tetap menjalankan tugasnya. Kali ini mereka patroli tanpa pendamping dari PRCF. Secara tidak langsung, mereka mulai memperlihatkan kemandiriannya,” kata Manajer Program PRCF Indonesia, Rio Afiat, Rabu (21/4/2020).

Dijelaskan pria kelahiran Jawai Sambas ini, patroli hutan desa merupakan program regular, digelar setiap bulan. Selama ini, setiap patroli selalu didampingi personel PRCF. Sekarang, tim patroli justru melakukan tugasnya secara mandiri. Menjadikan warga mandiri merupakan salah satu tujuan utama PRCF.

“Kita bukan sengaja tidak dampingi, melainkan adanya larangan bagi warga luar masuk ke Nanga Lauk. Personel PRCF semuanya dari Pontianak, tentu tidak boleh masuk ke sana untuk sementara waktu. Semua akibat pandemi corona. Walau tidak didampingi, kita bisa melakukan komunikasi sekaligus memandu apabila kendala di lapangan,” papar Rio.

Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu pada Jumat (17/4/2020) lalu telah melantik Kepala Desa Nanga Lauk yang baru. Ia dilantik di tengah situasi pandemi. Sebagai kebijakan dari kepala desa baru, apabila ada orang luar khususnya dari Kapuas Hulu masuk ke Nanga Lauk harus menyertakan surat tugas. Sementara orang luar dari Kapuas Hulu tidak diperbolehkan masuk.

“Dengan alasan itulah, untuk sementara kita tidak bisa mendampingi tim patroli hutan. Kita ambil khikmahnya, dengan pandemi ini ikut mengajarkan warga Nanga Lauk untuk mandiri, tanpa perlu didampingi. Kita yakin, suatu saat nanti, mereka benar-benar mandiri,” yakin Rio.

Pengumpulan Bibit Pohon

Rio juga menginformasikan bahwa warga juga masih sedang mengumpulkan bibit pohon. Ini juga merupakan salah satu program agroforestry yang akan dilaksanakan LPHD. Bibit pohon tersebut dikumpulkan dari hutan desa. Setelah bibit mencukupi, barulah akan ditanam di daerah yang pernah terjadi pembalakan.

“Program agroforestry tetap jalan. Pengumpulan bibit terus berlangsung. Ini juga tidak kita dampingi. Mereka bisa jalan sendiri. Semoga kemandirian ini terus berlanjut untuk program lain,” harap Rio. (ros)