Pelatihan pemadaman kebakaran diperuntukkan untuk LPHD Lauk Bersatu. Mereka dilatih oleh Brigdalhut Daops Semitau TNBKDS. Tujuannya, agar mereka siap secara teknik apabila ada kebakaran lahan dan hutan (Karhutla).

“Hutan sangat rawat terbakar apabila musim kemarau tiba. Sebelum kebakaran dan lahan terjadi, kita sudah siapkan personel dari LPHD Lauk Bersatu untuk dilatih secara teknik cara memadamkan api. Mereka dilatih oleh orang yang sudah berpengalaman,” kata Specialist Program Conservation PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut, Selasa (28/7/2020).

Kurang lebih 15 personel dari LPHD Lauk Bersatu dari Desa Nanga Lauk dibawa ke Putussibau. Mereka didampingi PRCF Indonesia untuk mengikuti pelatihan pemadam kebakaran (Damkar). Mereka juga mengikuti simulasi Damkar.

Peserta pelatihan pemadam kebakaran dari LPHD Lauk Bersatu
Peserta pelatihan pemadam kebakaran dari LPHD Lauk Bersatu

“Kita sudah siapkan mulai dari pakaian, helm, sampai sepatu sesuai standar Damkar. Berikutnya kita berikan pengetahuan dan teknik memadamkan api. Kita minta dari Brigdalhut Daops Semitau TNBKDS untuk melatih mereka ,” jelas Yadi.

Pada saat pelatihan pemadam kebakaran, mereka diberikan dasar-dasar kebakaran hutan dan lahan. Lalu, mereka juga diperkenalkan peralatan pemadaman Karhutla. Tidak hanya itu, mereka juga dilatih groundceck informasi hotspot dan informasi kebakaran. Terakhir, mereka diajarkan teknik pemadaman Karhutla.

Ada tiga narasumber dalam pelatihan pemadaman kebakaran tersebut. Mereka adalah 1. Ade Arief S.Hut (Komandan Brigdalhut), Adi Sucipto, dan A Syarifudin. Ketiganya berasal dari Brigdalhut Daops Semitau TNBKDS.

“Dengan pelatihan ini, kita berharap Desa Nanga Lauk benar-benar siap apabila terjadi Karhutla. Ini bagian dari upaya kita mencegah Karhutla yang sering terjadi bila musim kemarau tiba. Sedia payung sebelum hujan, kira-kira begitu peribahasanya,” ujar alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.

Pelatihan pemadam kebakaran dengan pelatih dari Brigdalhut Daops Semitau TNBKDS
Pelatihan pemadam kebakaran dengan pelatih dari Brigdalhut Daops Semitau TNBKDS

Cegah Dini Karhutla

Desa Nanga Lauk memiliki hutan desa dan hutan produksi terbatas. Bahkan, hutan desa yang dimiliki Nanga Lauk satu-satunya yang memiliki sertifikat planvivo di Kalimantan Barat. Keberadaannya tidak hanya untuk masyarakat Nanga Lauk, melainkan untuk dunia. Untuk itu keberadaan hutan desa harus dijaga agar tidak terjadi eksploitasi oleh manusia dan Karhutla.

“Peralatan untuk Damkar sudah kita sumbangkan untuk LPHD Lauk Bersatu. Begitu juga dengan pakaian standar Damkar juga sudah kita sumbangkan. Pelatihan Damkar juga sudah kita laksanakan. Secara teknis dan peralatan sudah memadai. Artinya Desa Nanga Lauk siap menghadapi Karhutla apabila itu terjadi,” jelas Yadi lagi. (ros)