Pontianak (PRCF) – Empat hari personel tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu mengikuti pelatihan smart patrol. Pelatihan sudah berakhir. Mereka pun bersiap-siap untuk kembali ke Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kapuas Hulu dengan membawa ilmu baru.
“Kita sudah bekali dengan beberapa ilmu baru. Di antaranya pengenalan dasar komputer dan penggunaan aplikasi smart phone. Dengan ilmu baru tersebut diharapkan patroli hutan yang dilakukan secara berkala menjadi lebih berkualitas,” kata koordinator pelatihan smart patrol, Yadi Purwanto di SMAN 1 Pontianak, Kamis (20/2/2020).
Pada pelatihan smart phone di hari terakhir, sebagai instrukturnya Modestus Modes dari Yayasan Planet Indonesia (YPI). Sebelumnya, ia membawa seluruh peserta pelatihan mengaplikasikan smart patrol di hutan kota Arboretum Untan. Di hutan kecil ini dibuat simulasi memasukkan data flora dan faura serta aktivitas manusia yang merusak hutan. Semua data dimasukkan dalam aplikasi smart patrol.

Sementara pada hari terakhir, peserta dilatih memindahkan data dari aplikasi smart phone ke komputer. Laboratorium Komputer SMAN 1 Pontianak yang memiliki fasilitas lengkap dijadikan tempat untuk praktik memindahkan data. Modestus Modes tidak kesulitan menurunkan keahliannya pada personel patroli hutan yang selama ini berjibaku dengan sungai, danau, dan hutan.
Aplikasi smart patrol terbilang baru di Kalbar. Bahkan, baru LPHD Lauk Bersatu yang didampingi PRCF Indonesia menggunakan smart patrol di Kalbar. Untuk mempraktikkannya memang harus dibimbing secara detail. Kadang harus diulang-ulang agar aplikasi tersebut benar-benar bisa dipraktikkan.
“Walau para peserta masih minim penguasaan komputer, tapi dengan semangat tinggi, mereka bisa kuasai smart patrol. Di awal mereka agak kebingungan, tapi di akhir pelatihan, mereka bisa kuasai sampai data itu berbentuk excel. Ini adalah ilmu baru sangat penting untuk mendokumentasikan data flora dan fauna serta aktivitas manusia di hutan desa Nanga Lauk,” jelas Yadi.
Sebenarnya, tim patroli hutan itu tidak asing dengan aplikasi smart patrol. Setiap kali patroli hutan, mereka sudah menggunakan aplikasi tersebut. Cuma, hanya beberapa personel yang bisa. Namun, mereka masih belum paham cara memindahkan data tersebut ke komputer.
“Dengan adanya pelatihan ini, seluruh personel menjadi paham penggunaan smart patrol mulai dari meng-input data dari hutan, sampai memindahkannya ke komputer. Semoga ilmu baru yang telah mereka dapatkan, patroli hutan di Nanga Lauk semakin berkualitas. Tujuan akhir kita adalah hutan desa dan hutan produksi terbatas yang dimiliki Nanga Lauk terjaga dengan baik. Seluruh flora dan faunanya terdata dengan rapi,” papar Yadi.
Setelah mengikuti pelatihan smart patrol, pada Jumat (21/2/2020), mereka kembali mendapatkan satu materi lagi, yakni cara membuat video. Video dibuat lalu diunggah atau upload di youtube. Sebagai narasumbernya, Rosadi Jamani, Ketua Youtuber Kalbar Club (YKC). Dengan penguasaan youtube, mereka bisa mempublikasikan sendiri apa saja yang ada di Nanga Lauk. (ros)