Kabupaten Konservasi

Dalam rangka mensosialisasikan Program “Rimba Pakai Kemuka Ari”, Yayasan PRCF Indonesia mengundang Bappeda, Dinas PMD Kapuas Hulu, aparatur desa, dan perwakilan LPHD di aula pertemuan Kantor Balai Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Putussibau, Selasa (30/8/2022) lalu. Ini merupakan upaya sinkronisasi pilar-pilar pembangunan di kabupaten konservasi.

Aparatur desa yang diundang perwakilan dari lima desa yakni Desa Tanjung, Nanga Betung, Nanga Jemah, Penepian Raya, dan Sri Wangi. Hadir langsung dalam kegiatan tersebut, Direktur Yayasan PRCF Indonesia, Imanul Huda, dan kepala Bappeda Kapuas Hulu, Ambrosius Sadau SH MSi.

Menurut Ambrosius Sadau, adanya kegiatan pendampingan bertajuk konservasi di desa-desa di wilayah Kapuas Hulu merupakan salah satu kontribusi nyata pihak ketiga dalam upaya pembangunan daerah.

“Kalau dulu, paradigma pembangunan itu hanya pada satu pilar, yaitu pemerintahan. Sekarang, sudah berubah. Ada tiga pilar penting dalam pembangunan, yaitu pemerintah, masyarakat, juga dunia usaha,” kata Ambrosius ketika menjelaskan presentasinya yang berjudul “Sinkronisasi Program Kegiatan Pihak Ketiga Dengan Program Pembangunan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu”.

“Karena itu, kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Yayasan PRCF Indonesia yang telah menjadi jembatan antara donator dan masyarakat desa,” tambahnya.

Ambrosius juga mengingatkan status Kabupaten Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi. “Kita harus melihat bahwa konservasi bukan justru menjadi penghambat bagi kita untuk berkembang. Konservasi itu konsep pembangunan, yang artinya, kegiatan-kegiatan pembangunan harus mengacu pada nilai-nilai konservasi,” jelasnya.

Dukungan dari KPH

Sinkronisasi antara kegiatan pendampingan dan pengelolaan hutan juga mendapat perhatian dari perwakilan KPH Kapuas Hulu Selatan, Jumilah. Menurut Jumilah, baik kiranya, hasil patroli LPHD di kawasan hutan desa juga disampaikan kepada KPH.

“Karena ini berkaitan dengan data kehutanan secara keseluruhan. Kegiatan patroli LPHD yang dilakukan secara rutin tentu akan sangat membantu kami memperkuat data lapangan, khususnya mengenai keragaman hayati hutan di Kapuas Hulu,” katanya.

Acara simbolis bantuan penyerahan fasilitas operasional dalam program Rimba Pakai Kemuka Ari
Penyerahan bantuan fasilitas operasional secara simbolis dalam program Rimba Pakai Kemuka Ari

Dalam acara tersebut, dilakukan pula acara seremonial penyerahan fasilitas pendukung operasional seperti speed boat dan sepeda motor bagi LPHD. Masing-masing LPHD juga memaparkan apa yang telah mereka lakukan selama triwulan pertama program dan apa yang menjadi target selanjutnya di triwulan ke berikutnya.

“Skema pembangunan yang berkonsep konservasi memang tidak bisa mentah-mentah memberi duit. Namun, harus melalui program berkesinambungan. Yayasan PRCF Indonesia tidak sekadar merupakan jembatan pembiayaan, namun juga menjadi rekan bagi LPHD semua untuk menuju kemandirian dalam hal pengelolaan hutan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” kata Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda di akhir acara.(roj/ros)